Aksi Protes Besar-besaran Mahasiswa di Universitas Columbia, Yale dan New York: Apa Tuntutan Mereka?
Aksi protes besar-besaran terjadi di sejumlah universitas di AS. Ini 5 hal yang perlu diketahui.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Aksi protes mahasiswa di Amerika Serikat soal perang di Gaza telah meningkat dan meluas selama seminggu terakhir.
Sejumlah perkemahan kini dibangun di perguruan tinggi termasuk Columbia, Yale, dan New York University.
Polisi telah dipanggil ke beberapa kampus untuk menangkap demonstran.
Dikutip dari The Straits Times, berikut beberapa rincian mengenai protes tersebut.
Apa yang dituntut para pengunjuk rasa?
Di sejumlah kampus, para mahasiswa mengeluarkan seruan untuk gencatan senjata permanen di Gaza, diakhirinya bantuan militer AS untuk Israel, pemutusan hubungan universitas dengan pemasok senjata, dan perusahaan lain yang mengambil keuntungan dari perang, serta amnesti bagi mahasiswa dan dosen yang didisiplinkan atau dipecat karena protes.
Siapa pengunjuk rasa?
Protes pro-Palestina menarik mahasiswa dan dosen dari berbagai latar belakang, termasuk penganut agama Yahudi dan Muslim.
Kelompok yang mengorganisir protes tersebut di antaranya Students for Justice in Palestine dan Jewish Voice for Peace.
Perkemahan ini juga menggelar doa antaragama dan pertunjukan musik.
Penyelenggara tidak mengakui adanya kekerasan terhadap pengunjuk rasa pro-Israel.
Meski begitu, beberapa mahasiswa Yahudi mengatakan mereka merasa tidak aman di kampus dan takut dengan nyanyian yang mereka anggap anti-Semit.
Apa tanggapan pihak berwenang?
Administrator kampus dan penegak hukum setempat telah menindak protes tersebut.
Baca juga: 113 Mahasiswa Pro-Palestina Dibekuk Polisi, Iran Desak Washington Dengarkan Protes Bukan Membungkam
Columbia dan Barnard College yang berafiliasi telah memberhentikan puluhan mahasiswa yang terlibat dalam protes tersebut.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa telah ditangkap di Columbia, di mana rektor universitas, Minouche Shafik, memanggil Polisi New York untuk membersihkan perkemahan sehari setelah dia bersaksi di depan komite Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Shafik mengatakan perkemahan itu melanggar peraturan.