Rusia Segera Operasikan 'Pembunuh' Rudal Antarbenua Rp 40 Triliun, Mampu Lenyapkan Satelit Lawan
Pasukan Rusia tahun ini bakalan dibekali dengan senjata berteknologi terbaru pembunuh 'senjata nuklir antar benua'.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pasukan Rusia tahun ini bakalan dibekali dengan senjata berteknologi terbaru pembunuh 'senjata nuklir antar benua'.
Senjata tersebut yaitu rudal S-500 yang diprogram untuk mencegat semua jenis sistem senjata hipersonik modern dan rudal antarbenua (ICBM).
Selain itu S-500 juga diklaim mampu menghadang jet tempur musuh bahkan satelit di orbit rendah bumi.
Biaya pembuatan sistem pertahanan ini diperkirakan senilai 2,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 40 triliun (kurs Rp 16.150/dolar AS).
Baca juga: Ukraina Kehilangan Hampir Setengah Juta Pasukan Sejak Pecah Perang dengan Rusia di Februari 2022
Media Rusia, TASS merlaporkan, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan, sistem pertahanan udara S-500 yang segera diterima merupakan gerenasi berikutnya dalam dua mofifikasi.
"Tahun ini, pasukan akan menerima: sampel pertama sistem rudal pertahanan udara S-500 generasi berikutnya dalam dua modifikasi – sistem rudal pertahanan udara jarak jauh dan kompleks pertahanan anti-rudal, S-400 dan Sistem rudal pertahanan udara S-300V4, sistem rudal Buk-M3, Tor-M2U, dan stasiun radar generasi berikutnya,” kata Shoigu dikutip dari TASS, Rabu (24/4/2024).
S-500 merupakan generasi baru sistem rudal pertahanan udara Rusia yang mampu menerapkan prinsip penyelesaian tugas terpisah, yaitu penghancuran target balistik dan aerodinamis.
Rudal S-500 Prometheus yang juga dikenal sebagai 55R6M "Triumfator-M" merupakan sistem pertahanan yang dikembangkan oleh Rostec Corporation.
Sebenarnya, rudal ini mulai diproduksi pada 2014 dan unit pertama mulai beroperasi pada tahun 2021 dengan Angkatan Udara ke-15. Namun saat itu rudal tersebut dianggap masih ketinggalan, akibat sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Pada bulan Juli 2021, Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman publik pertama dari uji coba sistem rudal anti-balistik S-500 baru di Kapustin Yar .
Presiden Vladimir Putin dikabarkan berencana untuk menyebarkan S-500 bersama dengan S-550 yang ditingkatkan (masih dalam pengembangan) sebagai bagian dari jaringan pertahanan udaranya.
Biaya untuk satu sistem S-500 diperkirakan sekitar 700-800 juta dolar AS pada tahun 2020, dan hingga 2,5 miliar dolar AS (Rp 40 triliun) pada tahun 2023.
Baca juga: Potensi AS Tempatkan Nuklir di Polandia, Rusia: Warsawa Lagi Caper, Bisa Jadi Target Sah Moskow
Berikut kemampuan rudal S-500:
- Jangkauan 370 mil (600 kilometer) untuk rudal balistik dan 310 mil (500 km) untuk pertahanan udara.
- Rudal ini mampu mendeteksi dan menyerang secara bersamaan 10 target hipersonik balistik yang terbang dengan kecepatan maksimum 7 km/detik.
- Ketinggian target yang diserang diklaim mencapai 180–200 km (110–120 mil) .
- Waktu responsnya kurang dari 4 detik (dibandingkan dengan S-400 yang kurang dari 10 detik).
Modernisasi
Menhan Rusia, Sergey Shoigu mengatakan bahwa saat ini 82 persen senjata Rusia telah dimodernisai, dan tahun depan akan meningkat menjadi 85 persen.
“Melengkapi pasukan pertahanan udara dan pertahanan rudal anti-balistik dengan persenjataan canggih merupakan tugas prioritas dalam pengembangan Pasukan Dirgantara. Saat ini, pangsa senjata modern mencapai 82 persen dan angka ini perlu ditingkatkan menjadi 85% di dunia. dua tahun ke depan," kata Shoigu.
“Tahun ini, pasukan akan menerima sistem pertahanan udara generasi berikutnya S-500 yang pertama dalam dua modifikasi: sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan kompleks pertahanan rudal anti-balistik, dan juga S-400, S-300V4. , sistem rudal antipesawat Buk-M3 dan Tor-M2U serta stasiun radar generasi baru,” kata Menteri Pertahanan.
Pasukan Rusia telah menghilangkan mitos tentang keunggulan senjata buatan Barat dan situasi di wilayah operasi militer khusus menunjukkan meningkatnya kemampuan tempur tentara Rusia dan potensi besar industri pertahanan negara tersebut, kata Shoigu.
“Rezim Kiev telah gagal mencapai tujuan serangan balasan yang disiapkan oleh instruktur NATO. Pasukan kami telah menghilangkan mitos tentang keunggulan senjata buatan Barat. Perusahaan pertahanan Rusia telah meningkatkan kapasitas produksi mereka beberapa kali lipat. Mereka telah meningkatkan kapasitas produksi mereka secara signifikan. kemampuan tempur TNI kita, hal ini dibuktikan dengan situasi di wilayah operasi khusus militer,” ujarnya.
Sistem rudal/artileri permukaan-ke-udara Pantsyr telah terbukti bermanfaat di medan perang dan ada rencana untuk melipatgandakan pengirimannya ke pasukan, katanya.
“Sistem rudal/senjata permukaan-ke-udara Pantsyr telah membuktikan kemampuannya. Tahun ini, kami akan meningkatkan pengirimannya hampir dua kali lipat,” kata Shoigu.
Pasukan Rusia telah menghancurkan lebih dari 22.000 kendaraan udara tak berawak Ukraina, 3.500 roket HIMARS dan 600 rudal sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina.
“Secara keseluruhan, benda-benda berikut telah hancur sejak dimulainya operasi tempur: lebih dari 22.000 drone dan sekitar 6.000 roket, termasuk 3.549 HIMARS dan 361 amunisi Vampir, sekitar 2.000 target udara lainnya, di antaranya 592 pesawat, 270 helikopter, 349 target permukaan-ke-udara. -rudal balistik udara dan taktis, 329 rudal, 278 rudal anti-radar dan 37 balon udara," ujarnya.