Israel Dituding Manfaatkan Konflik dengan Iran sebagai Strategi Red Herring, Apa Itu?
Israel dituding sengaja memanfaatkan konflik dengan Iran untuk mengalihkan perhatian dari perang di Jalur Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Israel dituding sengaja memanfaatkan konflik dengan Iran untuk mengalihkan perhatian dari perang di Jalur Gaza.
Di samping itu, konflik tersebut juga dimanfaatkan Israel agar negara Zionis mendapatkan “lampu hijau” dari Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza.
“Serangan Iran telah sepenuhnya mengalihkan perhatian dunia dari Gaza ke potensi terjadinya perang regional,” kata Mairav Zonszein, seorang pakar politik di Internasional Crisis Group, dikutip dari The New Arab.
“AS kini sibuk dan mungkin saat ini mengutamakan persoalan Iran.”
Zonszein kemudian menyebut fokus persoalan kemanusiaan di Gaza dan sandera yang ditahan Hamas akan dikesampingkan.
Sementara itu, penguatan pertahanan Israel akan menjadi prioritas.
Konflik antara Israel dan Iran memicu AS untuk menggelontorkan miliaran dolar ke Israel. Adapun kini Israel tengah bersiap menginvasi Rafah.
Seorang jurnalis, aktivis, dan penulis asal Palestina bernama Robert Fantina turut menyinggung konflik Israel-Iran baru-baru ini.
Dia menyebut Israel memanfaatkan konfliknya dengan Iran sebagai strategi “red herring”.
“Serangan balasan Iran terhadap Israel, yang tentu saja sesuai dengan hukum internasional setelah Israel melanggar hukum internasional dengan mengebom gedung konsulat Iran di Damaskus,” kata Fantina dikutip dari Sputnik News.
Serangan Israel itu dilancarkan pada awal April lalu dan menewaskan belasan orang, termasuk jenderal terkenal Iran bernama Mohammad Reza Zahedi.
Baca juga: Menlu Iran Tuding AS Sengaja Beri Lampu Hijau pada Israel untuk Serang Gedung Konsulat di Suriah
Beberapa hari sebelumnya, AS marah besar kepada Israel karena tentaranya menyerang konvoi World Central Kitchen (WCK) di Gaza dan menewaskan beberapa pekerja WCK.
Presiden AS Joe Biden kemudian mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak aliran bantuan ke Gaza.
Namun, situasi kini sudah berubah. Bencana kemanusiaan di Gaza kini dikesampingkan, sedangkan penguatan pertahanan Israel diprioritaskan.