PBB Mendesak Penyelidikan atas Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza Usai Dikepung Tentara Israel
PBB mendesak penyelidikan terhadap kuburan massal di rumah sakit Gaza yang dikepung oleh tentara Israel.
Penulis: Muhammad Barir
PBB Mendesak Penyelidikan atas Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza Usai Dikepung Tentara Israel
TRIBUNNEWS.COM- PBB mendesak penyelidikan terhadap kuburan massal di rumah sakit Gaza yang dikepung oleh tentara Israel.
Pejabat hak asasi manusia PBB menyatakan 'kengerian' atas gambar situs-situs tersebut.
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, mengatakan kepada wartawan pada tanggal 23 April bahwa harus ada “penyelidikan yang jelas, transparan dan kredibel” terhadap kuburan massal yang ditemukan di Khan Younis.
Lebih dari 200 mayat ditemukan di sejumlah kuburan massal yang ditemukan di Kompleks Medis Nasser Gaza pada hari Minggu, beberapa di antaranya dalam keadaan terikat dan dipenggal.
“Kami menemukan mayat tanpa kepala dan tubuh tanpa kulit di Kompleks Nasser, dan beberapa di antaranya organnya dicuri,” kata kantor Media Pemerintah Gaza. “Pendudukan mengeksekusi puluhan pengungsi, terluka, sakit, dan staf medis.”
Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) kemarin mencatat bahwa 283 jenazah ditemukan “terkubur jauh di dalam tanah dan ditutupi sampah,” dan hingga kini hanya 42 jenazah yang berhasil diidentifikasi.
“Di antara korban tewas diduga adalah orang-orang lanjut usia, perempuan dan terluka, sementara yang lain ditemukan tangan terikat… diikat dan pakaiannya dilucuti,” kata Ravina Shamdasani, juru bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB.
Shamdasani juga menjelaskan kuburan massal lain yang ditemukan di bawah rumah sakit Shifa. Mengutip pihak berwenang setempat, ia menulis kepada wartawan di Jenewa:
“Laporan menunjukkan bahwa ada 30 jenazah warga Palestina yang dikuburkan di dua kuburan di halaman Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza; satu di depan gedung gawat darurat dan yang lainnya di depan gedung dialisis.”
Shamdasani menambahkan bahwa “ada laporan bahwa tangan beberapa jenazah ini juga diikat,” tidak ada lagi yang “masih banyak lagi”, “meskipun ada klaim dari [tentara Israel] telah membunuh 200 warga Palestina selama serangan Al-Shifa. operasi kompleks medis.”
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengungkapkan kengeriannya atas penghancuran rumah sakit Shifa dan Nasser serta laporan kuburan massal yang terletak di halaman rumah tersebut, dengan mengatakan, “Rumah sakit berhak atas perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.”
“Pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang berada dalam kondisi hors de Combat adalah kejahatan perang,” seraya menambahkan bahwa harus ada penyelidikan independen atas kematian tersebut.
Menyusul komentar-komentar ini, Turk mengalihkan perhatiannya pada serangan baru di Rafah oleh Israel.
“Para pemimpin dunia bersatu dalam pentingnya melindungi penduduk sipil yang terperangkap di Rafah,” kata kepala hak asasi manusia PBB, menyoroti kecaman atas pemboman Israel di Rafah baru-baru ini, yang sebagian besar menewaskan perempuan dan anak-anak selama beberapa hari terakhir.
(Sumber: The Cradle)