AS-Israel Mulai Bangun Dermaga di Pantai Gaza untuk Kirim Bantuan ke Palestina
AS mulai membangun dermaga di pantai Gaza dengan bantuan Israel untuk mengirim bantuan ke warga Palestina di Jalur Gaza yang dikepung Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengumumkan AS mulai membangun dermaga angkatan laut di Gaza untuk meningkatkan akses bantuan ke warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.
"Saya mengonfirmasi bahwa kapal perang Amerika telah memulai pembangunan dermaga tahap pertama di laut," kata Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ride kepada wartawan, Kamis (25/4/2024).
Sementara itu, juru bicara militer Israel melaporkan pasukan militer Israel akan memberikan dukungan keamanan dan logistik untuk pembangunan dermaga itu.
Dermaga sementara di laut ini akan memungkinkan kapal-kapal militer atau sipil untuk menurunkan muatannya.
Kemudian, bantuan tersebut nantinya akan diangkut dengan kapal pendukung logistik ke dermaga di pantai, seperti diberitakan Al Arabi.
Para pejabat AS mengatakan upaya ini tidak termasuk pengerahan pasukan di lapangan untuk membantu agresi Israel di Jalur Gaza.
Namun tentara AS akan berada di dekat Jalur Gaza selama pembangunan dermaga, yang juga akan diawasi oleh pasukan Israel.
Organisasi non-pemerintah kemungkinan besar akan ditugaskan untuk mendistribusikan bantuan setelah mencapai Jalur Gaza.
Sementara itu, pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya mengatakan, Hamas akan menargetkan pasukan mana pun yang membantu Israel dalam agresinya di Jalur Gaza.
Ia mengancam agar AS tidak mengirim tentaranya untuk bertempur.
AS Ingin Bangun Dermaga Sementara di Gaza
Baca juga: Analis: Iran Mungkin Jadi Umpan Israel agar AS Restui Invasi di Rafah
Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden mengumumkan niat AS untuk membangun pelabuhan sementara di lepas pantai Gaza pada beberapa bulan lalu.
Usulan itu muncul setelah Israel menutup koridor bantuan di Jalur Gaza dan menghalangi masuknya bantuan melalui koridor penyeberangan di Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Sekutunya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setuju dengan usulan Joe Biden.
Pelapor Khusus PBB mengenai hak atas pangan, Michael Fakhri, sebelumnya mengecam usulan Amerika tersebut.
Ia menggambarkannya pada konferensi pers di Jenewa sebagai hal berbahaya yang datang sebagai tanggapan terhadap kepentingan pemilu AS.
Padahal, pada saat yang sama, AS juga menyediakan bom, amunisi, dan dukungan keuangan kepada Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.305 jiwa dan 77.293 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (26/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.