Kiev Sabotase Dua Lokomotif Rusia, Moskow Tak Berhenti Perluas Posisi di Ukraina
Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) mengatakan, bahwa 'orangnya' telah menyabotase dan menghancurkan fasilitas transportasi Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina terus melakukan perlawanan kepada Rusia. Bukan hanya bertahan, namun Kiev terus mengincar fasilitas dan infrastruktur penting Moskow.
Terbaru, dua lokomotif diesel dihancurkan di kota Orenburg dan Vladikavkaz di Rusia pada tanggal 26 dan 28 April 2024.
Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) mengatakan, bahwa 'orangnya' telah menyabotase dan menghancurkan fasilitas transportasi Rusia.
Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina Hari ke-794: Kyiv Evakuasi 2 Rumah Sakit Gara-gara Takut Dibom Rusia
"Pada tanggal 28 April 2024, orang tak dikenal membakar lokomotif diesel jalur utama 2TE10M menjadi abu di kota Orenburg di Rusia," kata DIU dikutip dari Ukrainska Pravda.
Kejadian serupa terjadi dua hari sebelumnya, pada 26 April, di kota Vladikavkaz. Lokomotif CHME-3 dibakar pada malam hari.
Intelijen Pertahanan Ukraina menekankan bahwa penghancuran sarana kereta api di jalur kereta api Rusia mengurangi kemampuan logistik militer negara agresor.”
Sementara di medan tempur, DIU mengerahkan sebuah drone untuk menghancurkan radar anti-drone canggih milik Rusia, Repeynik.
“Pasukan intelijen pertahanan mendeteksi dan menyerang peralatan komunikasi musuh dan radar Repeynik yang canggih pada tanggal 26 April 2024," ujarnya.
Pejuang Ukraina dari kelompok Husy 9 melakukan operasi bersama dengan unit operasi aktif Intelijen Pertahanan Ukraina.
Intelijen Pertahanan Ukraina juga mengatakan bahwa pasukan Rusia mulai mengerahkan radar portabel Repeynik pada tahun 2022. Biaya radar tersebut sekitar 10 juta rubel, atau sekitar US$100.000.
Pasukan Rusia telah menggunakan radar untuk mendeteksi sasaran udara kecil, seperti drone, dalam jangkauan 15 kilometer dan pada ketinggian hingga 5 kilometer.
Baca juga: AS Kepanasan saat Iran Dekati Rusia, Korea Utara, Pakistan, dan Sri Lanka
Namun serangan tersebut tidak sebanding dengan serangan Rusia ke Ukraina. Bahkan Panglima Ukraina Oleksandr Syrsky telah mengakui bahwa pasukan Rusia telah mencapai keberhasilan taktis di sejumlah wilayah di zona operasi tempur.
“Situasi di garis depan semakin memburuk. Pasukan Rusia menyerang di seluruh garis depan dan telah mencapai keberhasilan taktis di sejumlah bidang. Situasi berubah secara dinamis,” tulisnya di saluran Telegram-nya dikutip dari TASS.
Syrsky mengakui situasi tersulit bagi tentara Ukraina terjadi di wilayah Pokrovksky dan Kurakhovsky di bagian Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang dikuasai Kiev, di mana unit-unit Ukraina harus mundur.