Riyadh Jadi Tuan Rumah Pertemuan Arab-Eropa Buat Bahas Pengakuan Negara Palestina
Riyadh menjadi tuan rumah pertemuan Arab-Eropa untuk membahas pengakuan Negara Palestina pada Senin (29/4/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
![Riyadh Jadi Tuan Rumah Pertemuan Arab-Eropa Buat Bahas Pengakuan Negara Palestina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bendera-arab-saudi-2.jpg)
Pertengahan April ini, Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Storhe mengonfirmasi dalam konferensi pers dengan PM Spanyol, Oslo siap untuk secara resmi mengakui Negara Palestin.
Hal ini berarti bahwa Spanyol secara bersamaan juga punya sikap yang sama.
Untuk dicatat, pengakuan terhadap Negara Palestina dari komunitas negara internasional sudah lebih dulu dilakukan Pemerintah Jamaika.
Jamaika sebelumnya mengumumkan pengakuan terhadap Negara Palestina, dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri, Kamina Smith, Rabu (24/4/2024).
Pengakuan Jamaika terhadap negara Palestina ini menyusul pengakuan serupa dari Barbados Sabtu (20/4/2024) kemarin.
Invasi darat ke kota Rafah
Baca juga: Israel Segera Serbu Rafah, China Tampung Hamas-Fatah Bicara Rujuk: Milisi-Milisi Pelestina Bersatu
Lebih lanjut, Pangeran Faisal melalui pernyataan yang ia sampaikan pada Senin (29/4/2024), memperingatkan mengenai rencana invasi darat Israel ke kota Rafah.
Ia menyebut bahwa rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bisa menimbulkan bencana.
Presiden AS, Joe Biden menyinggung kekhawatirannya terhadap rencana Israel yang hendak melancarkan invasi darat ke Rafah.
Rafah merupakan kota di Jalur Gaza yang sekarang menjadi tumpuan hidup 1,3 juta warga Palestina yang terusir dari tanah mereka di utara.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide ikut menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan solusi dua negara terhadap konflik tersebut.
Ia juga mendesak agar akses bantuan ke wilayah tersebut segera menemui jalan keluar.
Sejauh ini, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat masih berupaya untuk menengahi pihak yang bertikai agar mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Meski sampai sekarang belum mencapai titik terang dan tekanan publik terhadap perundingan gencatan senjata makin meningkat.
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang, Al Jazeera mencatat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.