Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: Armenia Siap Jadi Sekutu Iran - Houthi Tembak Kapal Perusak AS dan Israel

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Armenia yang melirik Iran untuk menjadi sekutunya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Populer Internasional: Armenia Siap Jadi Sekutu Iran - Houthi Tembak Kapal Perusak AS dan Israel
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Armenia yang melirik Iran untuk menjadi sekutunya. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Armenia melirik Iran untuk menjadi sekutunya, demi memperkuat kekuatan militernya.

Sementara itu, di Laut Merah, Houthi menembak dua kapal perusak AS dan 2 kapal Israel, dibantu Angkatan Laut dan Udara Yaman.

Di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan tank-tank yang direbut dari Ukraina.

Selengkapnya, berikut berita populer dalam 24 jam terakhir.

1. Sama-sama Butuh Tambahan Kekuatan Militer dengan Iran, Armenia Mengaku Siap Jadi Sekutu Dekat

Memanasnya situasi dan kondisi keamanan di Armenia tampaknya mendorong negara tersebut untuk mengeksplorasi opsi untuk meningkatkan kestabilan dengan menggandeng kerja sama militer dengan negara lain.

Adapun negara yang menjadi rujukan kuat untuk memenuhi visi tersebut adalah tetangga mereka yang berbagi perbatasan di bagian barat dan selatan yakni Iran.

BERITA REKOMENDASI

Keinginan untuk menjalin kerjasama militer ini pun telah diutarakan oleh seorang anggota Parlemen Armenia yang menekankan perlunya perjanjian dengan Iran untuk mengatasi tantangan keamanan bersama.

Usulan tersebut diwacanakan oleh Anna Grigoryan, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Armenia.

Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran (IRNA) Anna menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA yang diterbitkan pada hari Senin (29/4/2024).

Adapun Anna menilai kerjasama dengan Iran ini diharapkan segera terjadi mengingat situasi Armenia yang mulai memanas dengan negara tetangganya di Azerbaijan.

Baca juga: Ogah Angkat Kaki, AS Perkuat Pangkalan Militer di Suriah: Takut Kembali Dibombardir Proksi Iran

Laporan terbaru menyatakan bahwa situasi di Yerevan saat ini tengah memanas lantaran tuntutan dari Azerbaijan yang meminta pihak pemerintah Armenia menyerahkan beberapa desa kepada negaranya.

Grigoryan mengatakan langkah tersebut tidak dapat diterima karena Azerbaijan sebelumnya telah merebut beberapa area di wilayah tersebut setelah perang tahun 2020.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Houthi Tembak 2 Kapal Perusak AS dan 2 Kapal Israel, Dibantu Angkatan Laut dan Udara Yaman

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang berafiliasi dengan Houthi mengumumkan penargetan dua kapal perusak Amerika Serikat (AS) dan dua kapal Israel pada Selasa (30/4/2024) pagi waktu setempat.

Kedua kapal itu menjadi sasaran Houthi ketika berada di Laut Merah dan Samudera Hindia.

"Kami melakukan operasi militer terhadap kapal perang musuh di Laut Merah, termasuk dua kapal perusak Amerika menggunakan sejumlah drone," kata Brigjen Yahya Saree, dikutip saluran berita Yaman Al-Masirah, Selasa.

Yahya Saree mengatakan operasi itu merupakan bentuk solidaritas untuk Palestina.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengumumkan penargetan 2 kapal Israel dan 2 kapal AS di Teluk Aden pada Rabu (10/4/2024) malam.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengumumkan penargetan 2 kapal Israel dan 2 kapal AS di Teluk Aden pada Rabu (10/4/2024) malam. (X)

Ia mengatakan bahwa Angkatan Laut, Rudal, dan Angkatan Udara Yaman melakukan operasi gabungan di Laut Merah dan serangannya akurat dalam operasi itu.

"Kapal Cyclades di Laut Merah dan MSC Orion di Samudera Hindia juga menjadi sasaran menggunakan metode yang menipu dan disamarkan," kata Yahya Saree, dikutip dari Al Mayadeen.

Cyclades adalah kapal curah yang menjadi sasaran Houthi terbaru setelah penargetan kapal curah yang dilakukan pada 12 hari lalu, sementara kapal MSC Orion adalah kapal kontainer.

"Cyclades menjadi sasaran setelah melanggar keputusan yang diberlakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman, yang melarang kapal berlayar menuju atau dari pelabuhan yang diduduki Israel. Kapal itu menuju ke pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat) pada 21 April," menurut pernyataan Yahya Saree.

Juru bicara itu mengatakan kedua kapal tersebut sedang menuju ke pelabuhan Eilat di wilayah pendudukan Palestina.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Prajurit Kiev: Tak Ada yang Sudi Gabung Pasukan Ukraina, Banyak yang Kabur Lewat Sungai & Tenggelam

Seorang tentara Ukraina yang berdinas di Batalion Azov mengklaim tidak ada yang sudi bergabung dengan pasukan Ukraina.

Baca juga: Tak Ada Lagi Jatah AS Untuk Ukraina, AS Bujuk Anggota NATO Sumbangkan Peluncur Patriot ke Kiev

Tentara yang dilaporkan bernama Nico itu mengungkapkan situasi pelik yang kini dihadapi Ukraina.

Dia menyebut ada banyak warga Ukraina yang menghindari wajib militer.

“Sekarang tak ada yang bersedia bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina,” ujar Nico kepada media setempat, dikutip dari Sputnik News.

Nico mengaku harus tetap bertempur meski sudah kehilangan satu kakinya di medan perang. Kata dia, tidak ada personel lain yang menggantikannya.

Dalam beberapa bulan terakhir Ukraina memang kekurangan personel militer.

Para tentara negara di Eropa Timur itu mulai letih karena tidak dirotasi. Kedisiplinan mereka berkurang sehingga efektivitas pasukan turut menurun.

Di sisi lain, Rusia justru sedang di atas angin. Pasukan Rusia berhasil menguasai satu desa di Republik Rakyat Donetsk dengan mudah, hampir tanpa perlawanan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Putin Pamer Sejumlah Kendaraan Lapis Baja Inggris dan AS yang Berhasil Direbut dari Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan bangga memamerkan sejumlah tank Amerika dan Inggris di Moskow.

Putin mengklaim sejumlah tank ini direbut dari garis depan Ukraina.

Dari sejumlah kendaraan lapis baja yang dipajang, terdapat sebuah pengangkut personel lapis baja Saxon Inggris.

Saxon ini diketahui telah diberikan Inggris ke Ukraina pada 2015.

Sejumlah kendaraan lapis baja ini diparkir di ibu kota Rusia di bawah spanduk merah yang bertuliskan 'Kemenangan kami tidak bisa dihindari'.

Putin mengadakan pameran ini yang merupakan bagian dari pameran selama sebulan.

Selain Saxon Inggris, beberapa kendaraan lapis baja lainnya adalah tank Bradley Amerika, CV90 Swedia, dan kendaraan tempur AMX-10RC buatan Prancis.

Senjata dan tank dari sembilan negara lain termasuk Turki, Swedia, Cekoslowakia, Afrika Selatan, Finlandia, Australia, dan Austria juga akan ditampilkan dalam pertunjukan tersebut, bersama dokumen tempur Ukraina dan 'literatur ideologi'.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas