Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sikap Sahabat Prabowo Berada di Tengah Konflik Iran vs Israel, Raja Abdullah II Tegaskan Pilihan

Sahabat Prabowo Subianto, Raja Yordania Abdullah II melakukan kunjungan kerja ke Italia dan AS tentukan sikap dalam konflik Iran vs Israel

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Sikap Sahabat Prabowo Berada di Tengah Konflik Iran vs Israel, Raja Abdullah II Tegaskan Pilihan
Kerajaan Yordania
Pemimpin Yordania, Raja Abdullah memimpin pertemuan dengan presiden Senat, ketua DPR, mantan perdana menteri, dan politisi senior di Istana Al Husseiniya, Senin (13/11/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Sahabat Prabowo Subianto, Raja Yordania Abdullah II melakukan kunjungan kerja ke Italia dan Amerika Serikat (AS), Rabu (1/5/2024).

Hal ini bersamaan dengan kunjungan kerja Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken yang tengah berada di Israel.

Langkah yang dilakukan Raja Abdullah II seperti halnya yang dilakukan Blinken, yakni untuk mewujudkan gencatan senjata dalam konflik Israel vs Palestina.

The National News memberitakan, Kerajaan Yordania telah mengumumkan hal tersebut.

“Kunjungan bisnis ke kedua negara dilakukan dalam rangka upaya Yordania untuk mencapai gencatan senjata segera dan permanen di Gaza,” kata Kerajaan Yordania.

Istana tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana perjalanan raja.

Raja Abdullah bertemu Blinken di Amman pada hari Selasa dan juga mengunjungi Washington pada bulan Februari, di mana ia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.

Berita Rekomendasi

Yordania bergantung pada Washington untuk bantuan dan keamanan dan menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1994.

Namun, Amman dan Washington memiliki posisi berbeda mengenai perang Israel di Gaza.

Para pejabat Yordania telah berulang kali mengkritik tindakan Israel dan menyerukan gencatan senjata permanen segera dan solusi dua negara terhadap konflik tersebut.

Yordania juga menentang skenario pascaperang yang dibayangkan oleh Washington di mana pasukan Arab akan berpartisipasi dalam menjaga keamanan di Gaza jika Hamas dikalahkan.

Baca juga: Menlu AS, Blinken Mengklaim Lakukan Pengiriman Bantuan Menuju Utara Gaza Saat Kunjungan ke Yordania

Demikian disampaikan diplomat yang baru-baru ini bertemu dengan pejabat senior Yordania kepada The National.

“Pandangan Yordania adalah bahwa kekuatan seperti itu akan memberi dampak kepada Israel atas perang yang mereka lakukan,” kata salah satu diplomat.

Yordania Bisa Terseret

Yordania menjadi negara Arab yang secara langsung terseret dalam konflik antara Israel dan Palestina serta barisan milisi pendukungnya.

Hal itu disinggung oleh juru bicara Brigade Al Qassam -sayap militer Hamas-, Abu Ubaida, dalam pernyataan terbaru kelompoknya yang disiarkan jaringan televisi Al Jazeera.

Satu di antara poin terbaru seruan Brigade Al-Qassam adalah mengajak masyarakat Yordania untuk bergabung dengan Hamas menumpas Israel.

"Kami menyerukan rakyat Yordania untuk meningkatkan tindakan mereka dan menyuarakan suara mereka," ungkap Ubaida.

Baca juga: Situasi Bahaya Masjid Al Aqsa, IDF Kawal Rabi Yahudi Ekstremis Masuk, Ritual Sapi Merah Terlaksana?

Kelompok Yahudi Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pada perayaan hari Paskah Yahudi (Pesakh) kaum Yahudi Ekstremis Israel bersikeras untuk menggelar penyembelihan kurban di lokasi kuil ketiga yang mereka yakini ada di dalam kompleks masjid.
Kelompok Yahudi Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pada perayaan hari Paskah Yahudi (Pesakh) kaum Yahudi Ekstremis Israel bersikeras untuk menggelar penyembelihan kurban di lokasi kuil ketiga yang mereka yakini ada di dalam kompleks masjid. (Wafa Agency)

Kutuk Polisi Israel yang Kawal Kelompok Yahudi Ekstremis ke Masjid Al-Aqsa

Terseret langsungnya Yordania dalam konflik Israel-Palestina, selain faktor geografis dan sejarah, juga karena mereka merupakan pemegang kendali dari badan wakaf pengelola Masjid Al-Aqsa di AL-Quds (Yerusalem).

Aksi-aksi provokatif pemukim Israel, khususnya warga Yahudi ekstrem garis keras di Masjid Al-Aqsa membuat Yordania juga gerah karena aksi itu dinilai sebagai penodaan terhadap situs suci umat muslim yang menjadi tanggung jawab mereka.

Terbaru, Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania pada Kamis (25/4/2024) mengutuk tindakan polisi pendudukan Israel yang mengizinkan pemukim Yahudi ekstremis menyerbu Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan melakukan praktik provokatif yang melanggar kesuciannya.

Baca juga: Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade

Aksi provokatif kelompok Yahudi ektremis tersebut, dalam beberapa hari belakangan, kian masif dan gencar berkenaan dengan peraayaan Hari Paskah Yahudi (Pesakh) di mana mereka berniat melakukan persembahan dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ritual peribadatan penyucian dari najis, menurut kepercayaan mereka.

Baca juga: Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Berduyun-duyun Bawa Kurban Persembahan ke Lokasi Masjid Al-Aqsa

Dalam pernyataannya, Kementerian Yordania juga mengutuk, pemberlakuan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa, yang merupakan pelanggaran terhadap status sejarah dan hukum yang ada di masjid tercusi ketiga umat Islam tersebut.

"Juru bicara resmi Kementerian, Sufyan Al-Qudah, meminta Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menghentikan segala praktik dan pelanggaran terhadap Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan menghormati kesuciannya," tulis laporan Khaberni.

Seorang jamaah warga Palestina berlari menghindari gas air mata yang ditembakkan tentara pendudukan Israel di halaman masjid Al-Aqsa pada 2021.
Seorang jamaah warga Palestina berlari menghindari gas air mata yang ditembakkan tentara pendudukan Israel di halaman masjid Al-Aqsa pada 2021. (Tangkap Layar Al Mayadeen/AP)

Punya Hak Ekslusif

Dia juga memperingatkan agar pendudukan Israel menghormati otoritas Administrasi Wakaf Yerusalem dan urusan Masjid Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania.

Hal ini terkait rencana Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir yang ingin mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo

"Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania mempunyai kewenangan eksklusif untuk mengurus urusan Masjidil Aqsa/Masjid Suci dan mengatur jalan masuk ke dalamnya," tulis pernyataan tersebut.

Kementerian Yordania ini juga memperingatkan kalau otoritas pendudukan Israel akan terus menerapkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk menerapkan kontrol terhadap masuknya jamaah ke Masjidil Aqsa/Masjid Suci.

"Kami menekankan perlunya memastikan akses bebas dan tidak terbatas ke Al-Aqsa yang Diberkahi (bagi umat Islam dan warga Palestina).

Laporan Khaberni menegaskan, Masjid Al-Aqsa merupakan kompleks ibadah yang murni diperuntukkan bagi umat Islam dengan luas keseluruhan 144 dunum.

Episentrum Konflik di Kawasan

Dalam sejumlah analisis dari pakar geopolitik, konflik keberadaan Masjid Al-Aqsa ini merupakan episentrum eskalasi di kawasan Timur Tengah.

Serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas dan milisi lain pembebasan Palestina, satu di antaranya dinyatakan sebagai puncak akumulasi kemarahan atas penodaan-penodaan pemukim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Serangan Banjir Al-Aqsa ini kemudian meluas menjadi konflik besar saat Israel memutuskan membalas serangan itu dengan invasi militer ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.

Agresi Israel itu membangkitkan semangat perlawanan yang dikabarkan dimotori Iran dengan keterlibatan sejumlah milisi lintas-teritorial, mulai dari Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman.

Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu utama Israel, menjadi bahan bakar yang makin memperbesar api konflik.

Dalam konteks ini, Yordania dinilai berupaya mengimbangi posisi mereka di kedua kubu.

Di satu sisi, Yordania membela Gaza dan Palestina agar terbebas dari bombardemen dan cengkeraman pendudukan Israel, serta mengawal kesucian Masjid Al-Aqsa.

Namun, di sisi lain, Yordania juga memenuhi sejumlah permintaan AS, sekutu taktis mereka di kawasan, terkait kepentingan Israel dalam konflik yang berlanjut.

Pemandangan kehancuran di Lingkungan Shejaiya di Kota Gaza, Sabtu, 26 Juli 2014.
Pemandangan kehancuran di Lingkungan Shejaiya di Kota Gaza, Sabtu, 26 Juli 2014. (Photo credit: AP/Khalil Hamra/timesofisrael)

Korban Tewas di Gaza Tembus 34.000

Saat ini perang di Gaza antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama hampir 7 bulan.

Serangan Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina.

Menurut pihak berwenang setempat, sebagain besar dari korban jiwa adalah wanita dan anak-anak. Adapun sekitar 80 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.

Di sisi lain, Israel kini mempersiapkan serangan darat ke Kota Rafah di Gaza selatan yang menjadi tempat berlindung lebih dari 1 juta warga Palestina.

Israel mengklaim serangan ke Rafah diperlukan agar bisa mendapatkan kemenangan dalam perang melawan Hamas.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Haisolan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas