Polisi AS Copot Paksa Jilbab Perempuan Muslim Pro-Palestina, Pengacara: Padahal Korban Sudah Memohon
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) di Arizona mengeluarkan siaran pers merespons aksi polisi memaksa perempuan melepas jilbab mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, ARIZONA - Penanganan demonstran pro-Palestina di Amerika Serikat menjadi sorotan sekaligus tuai kritik tajam.
Polisi yang dikerahkan meredam demo di sana terekam tengah memaksa seorang perempuan melepas jilbabnya. Disebutkan, peristiwa ini terjadi di Arizona State University (ASU).
Dikutip dari Newsweek, Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) di Arizona mengeluarkan siaran pers merespons aksi polisi memaksa perempuan melepas jilbab mereka.
“Sebuah video diduga memperlihatkan petugas polisi melepas jilbab seorang wanita saat penangkapan, dan laporan menunjukkan hal ini terjadi pada setidaknya empat wanita selama protes kampus. CAIR AZ sedang menyelidiki insiden tersebut,” kata siaran pers tersebut.
CAIR menyerukan penyelidikan penuh atas apa yang disebut sebagai insiden Islamofobia di tengah protes Student Spring yang melanda universitas-universitas AS.
Setidaknya empat perempuan telah mengalami pelecehan yang sama, sejumlah sumber mengatakan kepada ABC pada hari Senin (29/4) bahwa sumber awalnya mengaburkan wajah perempuan dalam video untuk melindungi privasinya.
Council on American-Islamic Relations [CAIR-AZ] atau Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Arizona mengutuk tindakan polisi dan menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut.
"Kami mengutuk tindakan polisi ASU yang dilaporkan dan menyerukan penyelidikan penuh atas insiden ini,” kata Direktur Eksekutif CAIR-AZ Azza Abuseif dalam sebuah pernyataan.
Rekaman tersebut telah menjadi viral di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan menimbulkan reaksi keras terhadap petugas, dengan tuduhan Islamofobia.
Zayed Al-Sayyed, seorang pengacara yang mewakili para perempuan yang ditangkap di Arizona State University mengatakan, kliennya telah memohon kepada polisi untuk tidak melepas jilbab mereka di depan umum.
"Pengalaman tersebut telah melukai secara emosional para perempuan tersebut," jelas Al-Sayeed.
"Para perempuan tersebut ditahan dan digeledah oleh petugas laki-laki, meskipun ada petugas perempuan yang hadir, kata Al-Sayeed.
Para petugas melepaskan jilbab mereka, dan tiga perempuan diborgol kakinya.
Sayyed menambahkan," Para wanita itu memohon dan memohon serta berkata menjelaskan pentingnya jilbab bagi mereka. Namun hal itu tidak digubris polisi."
Daftar Kampus yang "Turun"
Lebih dari 1.000 mahasiswa ditangkap buntut aksi protes pro-Palestina di sejumlah universitas paling bergengsi di Amerika.
Aksi demonstrasi yang meluas ini awalnya dipicu “Perkemahan Solidaritas Gaza” yang diinisiasi oleh Universitas Columbia pada 18 April, yang diikuti sekitar 100 demonstran.
Sejak itu, polisi telah menangkap para demonstran di lebih dari 25 kampus di seluruh negeri.
Di beberapa universitas, mahasiswa yang ditangkap lebih dari 100 orang.
Mengutip NY Post, berikut daftar universitas yang menggelar aksi protes tersebut dan berujung pada penangkapan mahasiswanya.
1. Columbia University
Halaman kampus Columbia di Manhattan sudah ditempati oleh para pengunjuk rasa selama sekitar dua minggu.
Petugas NYPD dipanggil untuk menangkap 108 orang dengan maksud membubarkan perkemahan pada tanggal 18 April.
2. New York University
Sebanyak 120 orang ditangkap di NYU pada tanggal 22 April.
116 pengunjuk rasa menerima surat panggilan karena masuk tanpa izin dan empat orang diberikan surat panggilan ke pengadilan untuk tuduhan termasuk menolak penangkapan.
3. Cal Poly Humboldt
Tiga orang awalnya ditangkap di Cal Poly Humboldt minggu lalu sebelum universitas mengirimkan peringatan terakhirnya kepada mahasiswa untuk membubarkan perkemahan pada tanggal 30 April.
Pada pukul 02.00 pada hari Selasa (30/4/2024), polisi diberi wewenang untuk menggerebek perkemahan tersebut, dan melakukan setidaknya 25 penangkapan lagi, lapor Los Angeles Times.
Baca juga: Universitas Columbia Hadapi Tekanan Politik, Mahasiswa yang Protes Genosida Israel Kemah di Kampus
4. University of Southern California
Polisi menangkap 93 pengunjuk rasa di Universitas Southern California pada 24 April setelah mereka diperintahkan untuk membubarkan diri.
Meskipun banyak yang memilih untuk pergi, mereka yang tetap melakukan perlawanan dan ditangkap satu per satu tanpa insiden.
5. Yale University
Sekitar 47 pengunjuk rasa ditangkap di Yale pada tanggal 21 April setelah polisi menyerbu kampus dengan perlengkapan antihuru-hara lengkap.
6. University of Texas di Austin
Sebanyak 57 pengunjuk rasa ditangkap di UT di kampus Austin pekan lalu setelah mahasiswa berusaha menduduki halaman kampus dan bergabung dalam demonstrasi menentang perang Israel di Gaza.
Pada hari Senin (29/4/2024), 79 pengunjuk rasa lainnya ditahan, menurut Kantor Sheriff Travis County.
7. University of North Carolina
Sekitar 30 orang ditangkap di UNC-Chapel Hill pada Selasa pagi setelah mereka menolak meninggalkan perkemahan seperti yang diperintahkan polisi, kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
Di tengah tindakan keras di UNC, mahasiswa terlihat menurunkan bendera Amerika di tiang bendera kampus dan mengibarkan bendera Palestina.