AS Siap Pasang Badan Jika Kiev Minta Bantuan Barat Kerahkan Pasukan Karena Kalah
Ia juga menuding partai oposisi yang pro-Rusia dan menunda-nunda persetujuan pendanaan tambahan bantuan militer Rp 973 triliun ke Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Amerika Serikat siap pasang badan membantu Ukraina yang semakin kepayahan melawan Rusia.
Hakeem Jeffries, Ketua Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS (majelis rendah Kongres AS) mengatakan negaranya tidak mengesampingkan untuk mengirim pasukannya ke Ukraina dengan kondisi tertentu.
“Kita tidak bisa membiarkan Ukraina jatuh karena jika hal itu terjadi, maka ada kemungkinan besar Amerika akan ikut terlibat dalam konflik ini tidak hanya dengan uang kita, tapi juga dengan prajurit perempuan dan prajurit kita,” katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi CBS.
Baca juga: Rusia Merangsek Masuk ke Empat Wilayah, Hancurkan Dua HIMARS dan 15 ATACMS
Ia juga menuding partai oposisi (Republik) yang pro-Rusia dan menunda-nunda persetujuan pendanaan tambahan bantuan militer Rp 973 triliun ke Ukraina.
Jeffries menganggap faksi ini tidak ingin mendukung Ukraina dan tidak percaya bahwa Rusia adalah musuh Amerika Serikat. Ia mengatakan, fraksi ini dipimpin oleh anggota DPR Marjorie Taylor Greene.
Sebelumnya, pemerintah AS telah berulang kali mengatakan bahwa AS tidak bermaksud menempatkan pasukan di Ukraina.
Sementara wakil Odessa di Parlemen Ukraina, Aleksey Goncharenko mencatat bahwa pasukan asing di Ukraina dapat ditugaskan untuk melatih militer Kiev dan melakukan misi lain tanpa melibatkan pasukan Moskow secara langsung.
“Ya, saya pikir hal itu mungkin terjadi. Jika situasi di garis depan menunjukkan kepada kita bahwa Ukraina tidak dapat menghentikan [Presiden Rusia Vladimir] Putin sendirian tanpa dukungan militer dan pasukan Eropa, maka hal ini sangat mungkin terjadi,” katanya, menyuarakan harapan bahwa tindakan drastis yang tak diperlukan itu akan terjadi.
Ia menekankan bahwa Uni Eropa berkepentingan untuk memperhatikan permohonan bantuan yang dia jelaskan, karena akan lebih mudah menghentikan Moskow dengan Ukraina daripada tanpa Ukraina.
Inggris Tolak Kirim Tentara
Sementara itu, Inggris menyatakan tidak akan mengirim pasukannya ke garis depan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron melontarkan komentar tersebut di tengah seruan beberapa pemimpin Uni Eropa agar lebih terlibat langsung dalam konflik tersebut.
Berbicara kepada Sky News pada hari Jumat, David Cameron mengatakan Inggris akan terus memasok senjata ke Kiev dan fokus pada pengisian kembali persediaan senjatanya sendiri “sebagai prioritas nasional.”
“Tetapi saya tidak akan menempatkan tentara NATO di negara ini karena saya pikir hal itu bisa menjadi eskalasi yang berbahaya,” tambahnya.
“Kami telah melatih – menurut saya – hampir 60.000 tentara Ukraina.”