Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Memperingatkan Eskalasi Berbahaya ketika Israel Memerintahkan Evakuasi Warga dari Rafah

Hamas memperingatkan 'eskalasi berbahaya' ketika Israel memerintahkan evakuasi Rafah.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Hamas Memperingatkan Eskalasi Berbahaya ketika Israel Memerintahkan Evakuasi Warga dari Rafah
khaberni
Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, membidik sasaran Israel menggunakan roket Yasin 105 produksi lokal. 

Hamas Memperingatkan Eskalasi Berbahaya ketika Israel Memerintahkan Evakuasi Warga dari Rafah

TRIBUNNEWS.COM- Hamas memperingatkan 'eskalasi berbahaya' ketika Israel memerintahkan evakuasi Rafah.

Hamas menuntut diakhirinya perang secara permanen dengan imbalan pembebasan tawanan Israel, sementara Israel mempersiapkan invasi Rafah.

Hamas memperingatkan pada tanggal 6 Mei bahwa perintah Israel kepada warga sipil untuk mengevakuasi Rafah menjelang invasi darat ke kota perbatasan Gaza merupakan “eskalasi berbahaya” yang akan membawa “konsekuensi.”

Menanggapi perintah evakuasi, pejabat Hamas Sami Abu Zuhuri mengatakan kepada Reuters, “Ini adalah eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi. Pemerintah AS, bersama dengan pendudukan, memikul tanggung jawab atas terorisme ini.”

Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Associated Press bahwa Israel berusaha menekan kelompok tersebut agar membuat konsesi dalam perjanjian gencatan senjata, namun kelompok perlawanan tidak akan mengabaikan tuntutannya.

“Kami akan melanjutkan perundingan secara positif dan dengan hati terbuka,” kata juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou kepada AFP.

BERITA REKOMENDASI

Ia menegaskan kembali bahwa perjanjian apa pun harus menghasilkan “gencatan senjata permanen dan pemenuhan tuntutan rakyat kami.”

“Kepemimpinan gerakan ini berada dalam tahap konsultasi internal dan faksi setelah putaran terakhir perundingan di Kairo,” kata Qanou.

Hamas berupaya mengakhiri perang, penarikan pasukan Israel dari Gaza, pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, dan rekonstruksi jalur tersebut dengan imbalan tawanan Israel yang ditahan Hamas di Gaza.

Israel bersikeras hanya melakukan gencatan senjata sementara sebagai imbalan atas pembebasan tawanan Israel.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan serangan darat di Rafah akan “menyebabkan kematian” bagi operasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Pada hari Senin, seorang pejabat Program Pangan Dunia menyatakan bahwa sebagian wilayah Gaza berada dalam “kelaparan besar-besaran.”


Para pemimpin asing memperingatkan akan adanya invasi Israel ke Rafah di tengah perintah evakuasi, menurut laporan Reuters.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan “sama sekali tidak dapat diterima” jika Israel menyerang Rafah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas