Vladimir Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir Taktis, Was-was Hadapi Kekuatan Barat
Moskow menggelar latihan militer yang mencakup latihan penggunaan senjata nuklir taktis atas perintah Presiden Vladimir Putin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin (6/5/2024), Moskow menggelar latihan militer yang mencakup latihan penggunaan senjata nuklir taktis atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikatakan bahwa latihan militer tersebut untuk menghadapi ancaman provokatif yang diserukan para pejabat Barat belakangan ini.
Kremlin tidak menyebutkan nama para pejabat tersebut.
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan intervensi Prancis di Ukraina sangatlah berbahaya.
Kementerian mengatakan Putin bermaksud menguji kesiapan kekuatan nuklir non-strategis untuk melakukan misi tempur di masa depan.
"Latihan militer tersebut akan mencakup latihan persiapan dan penempatan senjata nuklir non-strategis," papar Kementerian Pertahanan.
Formasi rudal di Distrik Militer Selatan dan Angkatan Laut juga ikut ambil bagian.
Kementerian menambahkan kalau selama latihan tersebut, serangkaian tindakan akan dilakukan untuk mempraktekkan masalah persiapan dan penggunaan senjata nuklir non-strategis.
Moskow mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya di Eropa mendorong dunia ke jurang konfrontasi antara negara-negara nuklir dengan mendukung Ukraina dan mengirim senjata senilai puluhan miliar dolar.
Negara-negara yang punya persenjataan nuklir secara rutin memeriksa senjata mereka, tapi sebenarnya jarang sekali secara terbuka mengaitkan latihan dengan ancaman tertentu, seperti yang baru dilakukan Rusia.
Ancaman nuklir
Baca juga: Zelensky: Undangan di KTT Perdamaian Swiss Telah Disebar, Putin Hanya Dianggap Sebagai Pengganggu
Sejak perang dimulai pada tahun 2022, Rusia telah berulang kali memperingatkan akan meningkatnya ancaman nuklir.
Sebuah peringatan yang menurut Amerika harus ditanggapi dengan serius, meskipun para pejabat Gedung Putih mengatakan mereka tidak melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia.
Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Diperkirakan baik Moskow mau pun Washington memiliki lebih dari 10.600 dari 12.100 hulu ledak nuklir yang ada di dunia.
Tiongkok memiliki persenjataan nuklir terbesar ketiga, diikuti oleh Prancis dan Inggris.
Dalam perkembangan lain mengenai perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki hari ke-803 pada Senin (6/5/2024), pasukan Rusia telah menguasai desa Ocheretyne yang hancur di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Wilayah tersebut terletak di barat laut Avdiivka.
Avdiivka sendiri direbut Rusia pada bulan Februari 2024, setelah Ukraina kehilangan banyak personel dan peralatan.
Tidak ada komentar dari pejabat atau militer Ukraina, namun blogger perang tidak resmi Ukraina mengindikasikan Rusia mengendalikan Ocheretyne, kata kantor berita Reuters.
Sementara itu, di Sumy, serangan pesawat tak berawak Rusia menyebabkan infrastruktur penting termasuk pasokan air dan rumah sakit harus menggunakan listrik cadangan , kata para pejabat pada hari Minggu (5/5/2024).
Lalu, pada Senin (6/5/2024) pagi, Angkatan Udara Ukraina mengatakan 13 drone diluncurkan oleh Rusia di wilayah Sumy.
Sistem pertahanan udara Ukraina menghancurkan 12 di antaranya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)