Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS akan Tunda Pasokan Senjata ke Israel jika IDF Serang Rafah secara Besar-besaran

AS diduga akan menunda pasokan senjata ke Israel jika Israel nekat menyerang Rafah secara besar-besaran yang berisiko membunuh pengungsi Palestina.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in AS akan Tunda Pasokan Senjata ke Israel jika IDF Serang Rafah secara Besar-besaran
X
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu. --- AS diduga akan menunda pengiriman senjata ke Israel jika IDF menginvasi Rafah secara besar-besaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, diduga menangguhkan pengiriman senjata ke Israel pekan lalu sebagai simbol keberatan atas rencana Israel menyerang Rafah, Jalur Gaza selatan.

Seorang pejabat senior AS yang dirahasiakan identitasnya mengatakan kepada Reuters, AS berusaha mencegah Israel melancarkan operasi besar di Rafah, tempat 1,5 juta rakyat Palestina mengungsi dari agresi Israel.

Namun, para pemimpin Israel tetap nekat untuk menyerang Rafah, yang diklaim sebagai benteng terakhir gerakan Palestina, Hamas.

“Sementara para pemimpin Israel tampaknya hampir mengambil keputusan mengenai invasi Rafah," kata pejabat itu kepada Reuters, Selasa (7/5/2024).

Atas pertimbangan itu, AS kemungkinan akan menangguhkan pengiriman senjata tertentu.

"Kami mulai dengan hati-hati meninjau usulan transfer senjata tertentu ke Israel yang mungkin digunakan dalam perang. Rafah dimulai pada bulan April," katanya.

AS diduga telah menunda pengiriman ribuan bom ke Israel pekan lalu.

Berita Rekomendasi

“Sebagai hasil dari peninjauan ini, kami menghentikan pengiriman senjata minggu lalu. Pengiriman tersebut terdiri dari 1.800 bom yang masing-masing berbobot 2.000 pon (907 kilogram), dan 1.700 bom yang masing-masing berbobot 500 pon (226 kilogram)," ungkapnya.

Pejabat itu mengatakan, AS mempertimbangkan penggunaan bom seberat 2.000 pon itu di daerah padat penduduk seperti Rafah.

"Kami belum membuat keputusan akhir tentang bagaimana cara melanjutkan pengiriman ini," katanya.

Empat sumber pejabat AS yang mengetahui masalah itu mengatakan pengiriman senjata ke Israel telah tertunda setidaknya selama dua minggu.

Baca juga: Agresi Militer Israel ke Rafah, Petugas Rumah Sakit Berlarian Menyelamatkan Diri

Penundaan itu termasuk amunisi serangan langsung gabungan yang diproduksi Boeing, yang mengubah bom tidak terarah menjadi bom berpemandu presisi.

AS Gagal Cegah Israel untuk Menginvasi Rafah

Israel telah meluncurkan serangan ke Rafah pada Senin (6/5/2024).

Axios mengindikasikan Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, pekan lalu menjelaskan dalam kunjungannya ke Israel bahwa serangan di Rafah akan merusak hubungan antara kedua negara.

Menurut laporan itu, Israel memberi tahu AS bahwa mengendalikan Rafah akan memberikan tekanan terhadap kepemimpinan Hamas terkait masalah pembebasan tahanan.

Pada Selasa (7/5/2024), Israel kembali melakukan serangan ke Rafah setelah tawaran dalam proposal gencatan senjata dari Mesir dan Qatar yang disetujui Hamas tidak memenuhi tuntutan Israel.

Pada Rabu (8/5/2024), Israel mengumumkan kendali penuh atas Rafah dari sisi Palestina dan akan menyelesaikan serangannya.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.789 jiwa dan 78.204 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (8/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas