Front Populer Pembebasan Palestina Incar Tentara Bayaran Eks-Pasukan Khusus AS di Perbatasan Rafah
PFLP menyatakan, organisasi non-palestina, termasuk perusahaan keamanan swasta berisi veteran eks-unit khusus Angkatan Darat AS adalah target sah.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Disebutkan, tujuan operasi militer terbatas Israel itu bertujuan merebut kendali Hamas atas perbatasan yang menghubungkan Gaza ke Mesir dan memusatkan perhatian pada sisi timur kota tersebut. .
Dilaporkan, Israel berjanji untuk tidak merusak fasilitas penyeberangan untuk memastikan kelanjutan operasinya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan, dia tidak mengetahui kesepakatan Israel untuk mengalihkan kendali penyeberangan Rafah ini.
Baca juga: Tank-Tank Israel Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Mesir Siaga, Siapkan Semua Skenario Perang
Israel Ingin Hamas Tak Dapat Pajak
Israel meyakini hilangnya kendali Hamas atas penyeberangan Rafah akan menjadi kemunduran besar bagi gerakan tersebut.
"Dengan begitu, Hamas tidak akan dapat memungut pajak yang dikenakan pada truk dan barang, dan tidak lagi dapat membawa senjata dan bahan-bahan lain yang dilarang masuk Gaza," menurut apa yang diberitakan surat kabar Ibrani.
Surat kabar tersebut menjelaskan, sebagai bagian dari upaya Israel untuk mencapai kesepakatan mengenai proses pengambilalihan perbatasan Rafah, negosiasi sedang dilakukan dengan perusahaan swasta di Amerika Serikat yang mengkhususkan diri dalam membantu tentara dan pemerintah di seluruh dunia yang terlibat dalam konflik militer.
Haaretz mencatat, perusahaan tersebut bekerja di banyak negara di Afrika dan Timur Tengah, di mana perusahaan tersebut menjaga lokasi-lokasi strategis seperti ladang minyak, bandara, pangkalan militer, dan penyeberangan perbatasan yang sensitif, dan mempekerjakan veteran dari unit elite di Angkatan Darat AS.
Baca juga: Israel Colek Rafah, Hizbullah Lebanon Hajar Pangkalan Golan, Perlawanan Irak Serang Pangkalan Eilat
"Berdasarkan kesepakatan antara ketiga negara, ketika Israel menyelesaikan operasi terbatasnya di wilayah perbatasan, perusahaan Amerika akan memikul tanggung jawab untuk mengoperasikan fasilitas tersebut," tulis laporan tersebut terkait skenario yang bakal dijalankan Israel soal pengelolaan perbatasan Rafah.
Menurut surat kabar tersebut, perjanjian tersebut mencakup pemantauan barang-barang yang tiba di Jalur Gaza dari Mesir dan mencegah Hamas mendapatkan kembali kendali atas penyeberangan tersebut.
Perjanjian tersebut juga menetapkan bahwa Israel dan Amerika Serikat akan memberikan bantuan kepada perusahaan tersebut bila diperlukan.
Sebelumnya hari ini, sumber tingkat tinggi Mesir membantah apa yang beredar di media Israel mengenai Mesir yang memikul tanggung jawab keamanan di Jalur Gaza.
(oln/khrbn/*)