Deir el Balah alias Neraka di Bumi Gaza, Pelarian Warga Palestina saat Rafah Diserang
Deir el-Balah atau Deir al Balah menjadi pengungsian selanjutnya warga Palestina saat Rafah diserang Israel, pernah jadi neraka di bumi Gaza
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
Satu-satunya stasiun air di Deir el-Balah menghadapi krisis ketika ribuan orang meninggalkan Rafah.
Rekaman video yang dibagikan oleh seorang fotografer Al Jazeera menunjukkan kerumunan warga Palestina menunggu giliran mengambil air di satu-satunya stasiun di Deir el-Balah, di Jalur Gaza tengah.
Situasi ini diperburuk dengan pengungsian ribuan pengungsi dari Rafah ke Deir el-Balah, sehingga mengganggu pasokan air.
Ismail Shallah, yang mengungsi dari Shujayea ke Rafah dan sekarang ke Deir el-Balah, bercerita awal pelariannya.
"Kami telah melarikan diri dari penembakan, kami kelelahan akibat perang. Saya sudah menunggu satu setengah jam untuk mendapat giliran mengambil air minum.”
Um al-Abed, pengungsi lain dari Rafah, berbagi pengalamannya: “Saya berjalan selama satu jam untuk mencari air dan menemukan diri saya di stasiun ini. Mungkin airnya tidak bisa diminum, apalagi anak saya punya gangguan pernafasan dan membutuhkan air bersih.”
Agresi Rafah
Militer Israel pada Senin (6/5/2024), mulai melancarkan serangan darat ke wilayah Rafah dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut gerbang perbatasan yang menyambungkan Gaza dengan Mesir.
- Militer Israel melakukan invasi besar-besaran ke Rafah sejak kemarin dengan mengerahkan tank, pesawat tempur dan kekuatan militer lainnya.
- Invasi besar-besaran ke Rafah oleh pasukan Israel akan menjadi “kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan," kata Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan.
- Penutupan penyeberangan Rafah di Gaza oleh Israel menimbulkan kekhawatiran pasokan makanan dan medis yang sudah langka akan semakin terkuras dan menyebabkan bencana kemanusiaan.
- “Setiap hari pihak berwenang Israel memblokir bantuan yang menyelamatkan nyawa, semakin banyak warga Palestina yang berisiko meninggal,” kata Human Rights Watch.
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas “tidak memenuhi” tuntutan Israel, namun delegasi Israel telah tiba di Kairo untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
- Setidaknya 34.789 orang tewas dan 78.204 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.
Pasien dan Perawat Tinggalkan Rumah Sakit
Agresi militer Israel ke Rafah mengakibatkan gelombang pengungsian di wilayah itu.
Gelombang serangan Israel di Rafah pada Senin (6/5/2024) malam telah menewaskan sedikitnya 23 orang, termasuk enam perempuan dan lima anak-anak.
Seorang pria di Rafah, Mohamed Abu Amra, kehilangan lima kerabat dekatnya dalam serangan yang juga meratakan rumah miliknya.
“Kami tidak melakukan apa pun, kami tidak terkait Hamas,” kata Abu Amra, yang istrinya, dua saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan keponakannya semuanya tewas.
“Kami menyaksikan api melahap kami. Rumah itu hangus," ucapnya dikutip dari Al Jazeera.
Petugas Medis Menyelamatkan Diri
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.