Kritis! Bahan Bakar Rumah Sakit Martir Al-Aqsa Menipis, Cukup Buat Bertahan 48 Jam
Kantor media pemerintah di Gaza mendesak badan-badan internasional agar segera memasok bahan bakar ke fasilitas medis tersebut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rumah Sakit Martir al-Aqsa dalam kondisi kritis.
Terbaru, kantor media pemerintah di Gaza mendesak badan-badan internasional agar segera memasok bahan bakar ke fasilitas medis tersebut.
Pihak administrasi Rumah Sakit Martir al-Aqsa baru saja memperingatkan bahwa bahan bakar yang dibutuhkan sudah semakin menipis, dan hanya cukup untuk bertahan dua hari.
"Kami menyerukan kepada semua organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga internasional untuk segera memasok bahan bakar ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa sebelum terlambat," kata fasilitas medis tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Dan kami menyerukan intervensi segera dan mendesak untuk memasok bahan bakar ke semua rumah sakit dan merehabilitasi serta memulihkannya sebelum terjadi bencana kemanusiaan yang bisa membunuh ribuan orang," urainya.
Ia menambahkan bahwa mereka menganggap Israel, Amerika Serikat (AS) dan semua otoritas terkait bertanggung jawab penuh atas "bencana atau krisis nyata", di Gaza.
Gaza telah sepenuhnya terputus dari bantuan sejak 7 Mei, ketika Israel mengambil alih perbatasan Rafah dan memindahkan pasukan ke kota di selatan.
Dengan berkurangnya persediaan bahan bakar dan air, layanan bantuan bisa terpaksa ditutup total dalam beberapa hari, bisa dibilang akan menyebabkan lebih banyak keputusasaan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.
Badan-badan PBB mengatakan bahwa berkurangnya stok makanan dan bahan bakar dapat memaksa operasi bantuan terhenti dalam beberapa hari di Jalur Gaza karena penyeberangan utama tetap ditutup.
Penangguhan ini dapat memaksa rumah sakit untuk tutup dan menyebabkan lebih banyak malnutrisi, mereka memperingatkan.
"Situasi di Gaza telah mencapai tingkat darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Sub-kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza, Georgios Petropoulos kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.
Baca juga: Pertempuran Jarak Dekat Israel dan Hamas di Rafah hingga Jet Tempur Zionis Hajar 40 Sasaran di Gaza
Hamish Young, dari UNICEF mengatakan ada lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah.
Jet tempur, pesawat tak berawak menyerang gedung-gedung di Rafah
Saat ini semakin banyak orang yang meninggalkan Rafah, terutama dari bagian tengah kota, serta ke arah barat.
Selama dua hari terakhir, militer Israel telah mengirimkan SMS, melakukan panggilan telepon, dan menyebarkan selebaran yang memperingatkan masyarakat agar tidak tinggal di kota Rafah.