Profil Dan Halutz Mantan Kepala Staf IDF yang Berkata Israel Takkan Menang Walau Seluruh Gaza Hancur
Mantan kepala staf Israel, Dan Halutz melancarkan serangan tajam terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menegaskan, Israel takkan menang.
Penulis: Muhammad Barir
Ini adalah kedua kalinya dalam sejarah Pasukan Pertahanan Israel seorang mantan komandan IAF menjadi panglima seluruh militer. Jenderal Chaim Laskov adalah yang pertama.
Pada 17 Januari 2007, Halutz mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul laporan kritis dari mantan kepala staf Dan Shomron.
Halutz menyatakan bahwa dia mengambil keputusan tersebut "berdasarkan nilai-nilai yang mengakar, etika yang kuat, loyalitas terhadap organisasi, dan integritas."
"Saya bertugas di militer secara bertanggung jawab selama lebih dari empat dekade, dan tanggung jawab ini berlanjut dalam beberapa bulan terakhir. Tanggung jawab inilah yang membuat saya mengumumkan pengunduran diri saya."
Perang Israel-Hamas 2023
Pada tanggal 27 Desember 2023, pada bulan ketiga perang Israel-Hamas tahun 2023, purnawirawan Jenderal Halutz melontarkan komentar berikut:
"Kita kalah perang, karena tidak akan ada gambaran kemenangan! Karena gambarannya adalah hilangnya 1.300 orang tewas, 240 orang diculik, hanya sebagian saja yang kembali, dan kehancuran serta pengungsian 200.000 orang [Israel] di negaranya. Gambaran kemenangan bagi saya adalah tersingkirnya perdana menteri [Netanyahu]. Hanya itu yang akan menjadi gambaran kemenangan murni" katanya.
Israel Tidak akan Pernah Bisa Menang
Mantan kepala staf umum Zionis mengatakan, Tidak ada kemenangan bagi Israel bahkan jika seluruh Gaza dihancurkan.
"Pasukan militer terbunuh di Gaza dan di wilayah utara dengan sia-sia, karena perang ini tidak memiliki tujuan dan bahkan jika Gaza benar-benar hancur, kami tidak akan dapat menunjukkan gambaran kemenangan" kata Halutz.
"Satu-satunya gambaran yang akan dicatat dalam sejarah adalah kekalahan kita setelah tanggal 7 Oktober dan kita harus berusaha dengan cara apa pun untuk membebaskan 132 sandera yang tersisa di Gaza seperti yang dituntut Hamas, katanya.
Aviv Kohavi, mantan kepala staf umum rezim Zionis lainnya telah mengakui bahwa tidak ada cara untuk membebaskan para tawanan tanpa menghentikan perang.
Kembalinya para “sandera” dari Gaza setara dengan menghentikan perang, tegasnya.
Mantan Perdana Menteri, Ehud Olmert juga mengatakan kepada saluran berbahasa Arab sebelumnya bahwa operasi militer saja tidak akan menghasilkan pembebasan para sandera.
"Kami berusaha mencegah kabinet Benjamin Netanyahu mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan Israel," kata Olmert.
(Sumber: Alquds, Qodsna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.