Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Besar-besaran Menyerang Rafah
Retorika kata 'cukup' yang dimaksud oleh AS bisa ditinjau lewat sebuah gambar yang menunjukkan kalau tank-tank IDF seperti menyemut di Rafah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Menyerang Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) memperkirakan Israel mengerahkan 'cukup' pasukan IDF di pinggiran Rafah, selatan Jalur Gaza, untuk melanjutkan invasi besar-besaran ke kota tersebut dalam beberapa hari, menurut jaringan berita Amerika CNN.
Retorika kata 'cukup' yang dimaksud oleh AS bisa ditinjau lewat sebuah gambar yang menunjukkan kalau tank-tank IDF seperti menyemut, saking banyaknya, jelang invasi besar-besaran ke Rafah.
Israel memang sudah menyatakan akan menggempur Rafah dengan kekuatan besar karena mereka anggap sebagai benteng terakhir pertahanan Hamas.
Baca juga: Israel Pakai Kekuatan Penuh Gempur Rafah Timur, IDF Larang Warga Gaza Dekati Perbatasan Mesir
Namun, meski Israel sudah menyiapkan pasukan skala besar, dua pejabat senior AS tidak yakin apakah Tel Aviv telah membuat keputusan akhir untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah.
Kalau memang Israel sudah final memutuskan menggempur Rafah habis-habisan, maka dua narasumber pejabat AS tersebut menggambarkan tindakan tersebut sebagai “tantangan langsung terhadap Presiden Joe Biden.”
Salah satu pejabat memperingatkan, Israel belum melakukan persiapan yang memadai, termasuk membangun infrastruktur pangan, kebersihan dan tempat tinggal, sebelum mengevakuasi lebih dari satu juta warga Gaza yang saat ini tinggal di Rafah.
Baca juga: Invasi Israel Adalah Upaya Putus Asa, Bahkan AS Sebut Serbuan ke Rafah Sia-sia, Hamas akan Tetap Ada
AS Sebut Israel Sembrono, Friksi Makin Tajam
Amerika Serikat berulang kali mengeluarkan peringatan kepada Israel agar tidak melancarkan serangan besar di Rafah yang padat penduduknya.
Pekan lalu, Biden sendiri menyampaikan peringatan ini lewat cara yang paling jelas, ketika berbicara kepada CNN tentang niat Amerika Serikat untuk menahan sejumlah pengiriman senjata tambahan ke Israel jika Israel memutuskan untuk menyerang Rafah.
Aksi Biden ini membuat friksi AS-Israel, khusunya hubungan sang presiden dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, semakin tajam.
“Presiden sudah jelas bahwa dia tidak akan menyediakan senjata ofensif tertentu untuk operasi semacam itu jika hal itu terjadi,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, Senin.
Ketika perang memasuki bulan kedelapan, para pejabat Amerika mempertanyakan pendekatan Israel terhadap perang tersebut, termasuk secara terbuka menunjukkan bahwa Israel tidak mungkin mencapai tujuan yang dinyatakan untuk menghancurkan Hamas dan menghilangkan kepemimpinannya.
Baca juga: Invasi Rafah Bakal Sia-sia, Eks-Panglima Perang IDF: Kami Gagal Membunuh Al-Deif dan Yahya Sinwar
Baca juga: Invasi Israel Adalah Upaya Putus Asa, Bahkan AS Sebut Serbuan ke Rafah Sia-sia, Hamas akan Tetap Ada
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memperingatkan bahwa “pendekatan sembrono terhadap Rafah dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan,” mempertanyakan kemungkinan melenyapkan Hamas.
Orang kedua di Departemen Luar Negeri AS, Kurt Campbell, juga mengatakan pada hari Senin bahwa ada ketegangan yang jelas dengan Israel mengenai “definisi kemenangan.”
Dia berkata: “Kadang-kadang ketika kita mendengarkan dengan seksama para pemimpin Israel, mereka sering berbicara tentang gagasan untuk mencapai semacam kemenangan yang luar biasa dan penuh,” sambil menekankan: “Kami tidak percaya bahwa hal ini mungkin terjadi.”
(oln/khbrn/*)