Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mobilisasi Militer Ancam Dunia Usaha Ukraina, Pengusaha Takut Karyawan Habis Dijadikan Tentara

Mereka ketakutan dihadang oleh TCC saat menuju tempat kerja. Sementara sebagiannya meminta agar bisa bekerja dari rumah atau WFH.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Mobilisasi Militer Ancam Dunia Usaha Ukraina, Pengusaha Takut Karyawan Habis Dijadikan Tentara
(AFP/Henry Nicholls)
Ilustrasi: Sejumlah warga Ukraina mengikuti pelatihan wajib militer yang diwajibkan pemerintahan Kiev untuk memerangi invasi Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM -- Wajib militer bagi warga berusia 18 hingga 60 tahun di Ukraina yang bakal diterapkan pada 18 Mei nanti mengancam dunia usaha negara tersebut.

Pasalnya, hampir semua warga pria Ukraina yang berusia militer diharuskan mendaftar ke petugas perekrutan atau TCC.

Petugas TCC juga sering berkeliaran di jalanan memaksa orang di jalan untuk mendaftar menjadi tantara.

Baca juga: Menlu AS Pada Presiden Zelensky: Senjata Pengubah Permainan Sedang OTW ke Ukraina

Saat ini Ukraina memang kekurangan pasukan untuk berperang melawan Rusia dan membuat program mobilisasi militer untuk memperbanyak tantara.

Media Ukraina, Strana memberitakan, pengusaha mengeluh karena karyawannya kini lebih banyak bolos dan banyak berdiam untuk menghindari TCC yang berkeliaran.

Sejumlah pengusaha bahkan mengaku pekerja mereka telah memilih berhenti dari pekerjaannya.

Mereka ketakutan dihadang oleh TCC saat menuju tempat kerja. Sementara sebagiannya meminta agar bisa bekerja dari rumah atau WFH.

Berita Rekomendasi

Mereka bahkan telah mengalami hal itu sejak 2023 lalu ketika perusahaan diharuskan melaporkan data karyawan yang bertanggung jawab atas dinas militer kepada TCC. Kemudian banyak yang ingin berhenti atau bekerja tanpa registrasi resmi.

Namun setelah tanggal 18 Mei saat UU Mobilisasi mulai berlaku, masalah dengan skala yang jauh lebih besar mulai muncul. Para karyawan takut dengan denda dan keharusan membawa tanda pengenal militer kemana-mana.

“Laki-laki ingin bersembunyi dalam jumlah besar. Duduk saja di rumah dan keluar sesedikit mungkin. Oleh karena itu, mereka menawarkan untuk dipindahkan bekerja dari rumah. Tapi saya pasti tidak akan bisa memindahkan semuanya untuk bekerja di rumah,” kata salah satu pengusaha.

Baca juga: Ukraina Hadapi Serangan Besar Rusia, Menlu AS Langsung Temui Zelensky di Kyiv

Pemilik produksi kecil mengatakan kepada Strana bahwa situasi personel setelah 18 Mei bisa menjadi kritis baginya.

Pasalnya, karyawannya bakal habis tak ingin bekerja hanya karena takut dihadang oleh TCC di tengah jalan.

“Spesifikasi bisnis saya adalah Anda tidak bisa bekerja dari rumah. Saya memiliki siklus produksi. Orang-orang harus berada di toko. Dan orang-orang ingin berhenti,” kata pengusaha tersebut.

Bahkan bisnis yang telah menerima hak untuk mencadangkan karyawan pun mengalami masalah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas