Menhan Yoav Gallant dan PM Israel Netanyahu Berselisih Terkait Gaza Pascaperang
Kepala pertahanan Israel, Yoav Gallant dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berdebat hebat mengenai pemerintahan Gaza ketika perang berakhir
Penulis: Muhammad Barir
Gallant mengatakan aksi militer saat ini di Gaza perlu diikuti dengan aksi politik.
“Sehari setelah Hamas hanya akan tercapai jika entitas Palestina menguasai Gaza, didampingi oleh aktor internasional, membangun pemerintahan alternatif terhadap pemerintahan Hamas,” katanya.
“Hal ini terutama merupakan kepentingan Negara Israel,” kata Gallant.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir, anggota koalisi berkuasa Netanyahu, menyerang Gallant atas pandangannya.
Ben-Gvir mencirikan Gallant sebagai “menteri pertahanan yang gagal pada 7 Oktober dan terus gagal hingga saat ini. Menteri pertahanan seperti itu harus diganti demi mencapai tujuan perang,” ujarnya.
Operasi di Rafah
Sementara itu, Uni Eropa meminta Israel untuk segera mengakhiri operasi militernya di kota Rafah di Gaza selatan, dengan mengatakan pada hari Rabu bahwa operasi tersebut mengganggu operasi bantuan kemanusiaan dan menyebabkan lebih banyak pengungsian, kelaparan dan penderitaan manusia.
Pernyataan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengakui hak Israel untuk membela diri tetapi mengatakan Israel harus mengikuti hukum internasional dan melindungi warga sipil.
“Uni Eropa menyerukan Israel untuk menahan diri untuk tidak memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan membuka kembali titik penyeberangan Rafah,” kata Borrell.
“Jika Israel melanjutkan operasi militernya di Rafah, hal ini pasti akan memberikan tekanan besar pada hubungan UE dengan Israel,” katanya.
Borrell juga meminta Hamas untuk membebaskan 100 atau lebih sandera yang ditahannya di Gaza tanpa syarat.
Militer Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukannya melakukan serangan udara terhadap sekitar 80 sasaran di seluruh Jalur Gaza selama satu hari terakhir, sementara unit darat bertempur di sisi timur Rafah.
Pasukan Israel juga memerangi Hamas di beberapa wilayah di Gaza utara, empat bulan setelah militer mengatakan pihaknya telah membongkar infrastruktur kelompok militan tersebut di wilayah tersebut.
Perang tersebut dipicu oleh serangan teror Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan penangkapan sekitar 250 sandera, menurut para pejabat Israel.
Serangan balik Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang mencakup warga sipil dan kombatan, namun sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.