Menhan Yoav Gallant dan PM Israel Netanyahu Berselisih Terkait Gaza Pascaperang
Kepala pertahanan Israel, Yoav Gallant dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berdebat hebat mengenai pemerintahan Gaza ketika perang berakhir
Penulis: Muhammad Barir
Menhan Yoav Gallant dan PM Israel Benjamin Netanyahu Berselisih, Terkait Gaza Pascaperang dengan Hamas
TRIBUNNEWS.COM- Kepala pertahanan Israel, Yoav Gallant dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berdebat hebat mengenai pemerintahan Gaza ketika perang dengan Hamas berakhir.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyerang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Rabu karena gagal menyusun rencana untuk memerintah Gaza.
Terutama setelah berakhirnya perang Israel dengan Hamas.
Namun pemimpin Israel mengatakan tidak ada gunanya melakukan hal tersebut sampai para pejuang di Gaza dikalahkan.
Dalam perselisihan yang tidak biasa antara kedua pemimpin tersebut, Gallant mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Bahwa dia menentang pembentukan kendali militer atau sipil Israel atas Jalur Gaza yang sempit di sepanjang Laut Mediterania yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina.
“Sejak Oktober, saya telah mengangkat masalah ini secara konsisten di Kabinet, dan tidak mendapat tanggapan apa pun,” kata Gallant.
“Saya menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil keputusan dan menyatakan bahwa Israel tidak akan melakukan kontrol sipil atas Jalur Gaza,” kata Gallant, sambil menyerukan segera adanya pemerintahan alternatif selain Hamas.
Netanyahu telah berulang kali menolak untuk memaparkan rencana pemerintahan di Gaza pascaperang.
Baca juga: Konflik Kabinet Perang Israel, Menteri Ben Gvir Menuntut Yoav Gallant Dipecat, Disebut Menteri Gagal
Amerika Serikat, pemasok senjata utama Israel, telah menyerukan revitalisasi Otoritas Palestina untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat dalam solusi dua negara, Palestina bersama Israel.
Namun Netanyahu dan koalisi pemerintahan sayap kanannya dengan tegas menentang solusi tersebut.
Perdana Menteri mengatakan setiap diskusi tentang bagaimana Gaza harus diperintah setelah perang tujuh bulan hanyalah “omong kosong” jika Hamas tetap berada di wilayah tersebut.
“Syarat pertama untuk mempersiapkan landasan bagi entitas lain adalah menghancurkan Hamas, dan melakukannya tanpa membuat alasan,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang diposting di saluran Telegramnya.