Banjir Lahar Dingin Sumbar Jadi Berita Bencana Dunia, Disandingkan Bencana Banjir Brasil
Bencana banjir lahar dingin yang berdampak bagi beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar) menjadi perhatian dunia
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
Pada hari Rabu, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengumumkan bahwa pemerintah federal akan mendistribusikan 5.100 reais ($992) kepada sekitar 240.000 keluarga yang kehilangan rumah atau perabotan mereka akibat banjir bersejarah tersebut. Tindakan tersebut akan menelan biaya sekitar 1,2 miliar reais, menurut perkiraan pemerintah.
Di Sao Leopoldo, salah satu kota yang terkena dampak banjir, Lula juga mengatakan pemerintahannya akan memajukan pembayaran sejumlah tunjangan sosial bagi warga negaranya, sambil berencana membeli rumah dari sektor swasta untuk diberikan kepada para pengungsi.
Perkiraan awal dari Institut Penelitian Hidraulik (IP) UFRGS menunjukkan bahwa air memerlukan waktu 35 hari untuk kembali ke tingkat normal berdasarkan banjir terburuk sebelumnya pada tahun 1941, yang mencapai ketinggian 4,76 meter. Anak-anak sungai di bagian hulu diperkirakan akan kembali normal sebelum hal tersebut terjadi.
Danau Guaiba akan kembali berada di bawah tingkat banjir secara perlahan dalam beberapa minggu atau bahkan pada pertengahan Juni, kata Profesor IPH Rodrigo Paiva, namun dia menambahkan bahwa hal itu akan bergantung pada cuaca ke depan.
“Hal ini mungkin tertunda jika hujan lebih deras. Pada tahun 1941 kita tidak mengalami rebound seperti sekarang,” kata ahli hidrologi IPH, Fernando Fan.
Curah hujan yang kembali turun selama beberapa hari terakhir menyebabkan kenaikan permukaan air di Guaiba, sehingga pihak berwenang memperingatkan penduduk untuk tidak kembali ke daerah yang berisiko.
Di pinggir jalan tempat mereka mencari dataran tinggi di luar dusun nelayan Paquetá yang terendam banjir, 25 km utara Porto Alegre, penduduk desa mengamati ketinggian air dengan cermat.
(Tribunnews.com/Chrysnha)