Hanya Miliki 25 Persen Sistem Pertahanan Udara, Zelensky: Ukraina Harus Setara dengan Rusia
Presiden Ukraina Volydymyr Zelensky mengungkapkan sebab daerahnya sering kebobolah dihajar Rusia karena sistem pertahanan
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volydymyr Zelensky mengungkapkan sebab daerahnya sering kebobolan dihajar Rusia karena sistem pertahanan udaranya yang sudah kepayahan.
Ia menginginkan agar Amerika Serikat mengirimkan mayoritas sistem pertahanan udara untuk menghadang rudal-rudal dan drone Rusia yang diterbangkan dari perbatasan, namun jatuhnya jauh kedalam wilayah Ukraina.
Diwawancarai oleh AFP pada Jumat (17/5/2024) kemarin, Zelensky mengatakan negaranya tak mampu menandingi superioriras Rusia di udara.
Baca juga: Panglima Syrsky: Situasi Gawat, Rusia Telah Maju 70 KM, Bakal Terjadi Pertempuran Sengit di Kharkov
“Saya percaya bahwa saat ini, kita memiliki sekitar 25 persen dari apa yang kita perlukan untuk mempertahankan Ukraina. Yang saya bicarakan adalah pertahanan udara,” katanya.
Zelensky mengatakan, selain rudal-ruudal yang mumpuni seperti Patriot dan Himars, Kiev harus dilengkapi dengan 120 hingga 130 pesawat tempur modern.
Pesawat tersebut, jelasnya, bakalan menghentikan Rusia yang terus mengguasai angkasa Ukrainna.
“Secara total, kami membutuhkan armada F-16 ini dalam jumlah yang saya bicarakan, agar ada keseimbangan. Jika jumlah ini tercapai, maka kita bisa setara dan bertanding melawan Rusia,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS,Antony Blinken mengatakan bahwa senjata-senjata bantuan AS sedang dalam perjalanan ke Ukraina.
Sementara Zelensky mengatakan kepada Blinken bahwa militernya memerlukan dua baterai Patriot untuk melindungi Wilayah Kharkov saja, tempat pasukan Rusia maju dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Zelensky Ejek Rusia Baru Capai Baris Pertama Ukraina, Putin: Tak Ada Niat Caplok Kharkov
Rusia Hajar Odessa Dengan Rudal Balistik
Sementara Rusia terus menembaki Ukraina dengan dengan rudal dan drone. Pada Jumat (17/5/2024) malam, Rusia menyerang Oblast Odessa dengan tiga rudal balistik (mungkin Iskander-Ms) dan tiga rudal jelajah berpemandu Kh-59/Kh-69.
Angkatan Udara juga melaporkan bahwa Rusia menggunakan drone pengintai secara ekstensif di front selatan.
“Secara total, pertahanan udara di Front Selatan hancur. Tiga peluru kendali Kh-59 di Oblast Odessa, Dua UAV pengintai ZALA, sebuah UAV serangan Lancet dan sebuah UAV dengan jenis yang tidak ditentukan di Oblast Kherson, Satu UAV, jenisnya tidak ditentukan, di Oblast Kirovohrad," kata AU Ukraina dalam postingannya dikuti dari Ukrainska Pravda.
Akibatnya, kebakaran terjadi di distrik Odessa di lokasi serangan rudal Rusia, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur sipil.
Belakangan dilaporkan satu warga sipil tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam serangan itu.