Kematian Raisi, Poros Nuklir Saudi-Iran-Turki dan Embargo Senjata AS ke Israel
Sebelum Raisi meninggal banyak runutan kejadian yang apabila dirangkai bisa menjadi kaitan atau benang merah.
Editor: willy Widianto
Tidak hanya Arab Saudi yang menjalin hubungan diplomatik dengan Iran untuk kepentingan nuklir. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan, negaranya akan mengembangkan energi nuklir sebagai langkah mewujudkan industri dan ekonomi negara yang mampu bersaing dengan negara-negara lain.
"Turki sedang mengembangkan energi nuklir guna mencapai skala industri dan ekonomi. Kami sedang mengadakan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, dan Jerman mengenai persoalan ini. Kami sepakat tidak menerima energi nuklir (negara manapun) untuk digunakan membuat senjata pemusnah massal. Kalau energi nuklir itu digunakan untuk tujuan damai, maka harus kami kemukakan bahwa tak ada satu (negara) pun yang berhak mencampurinya," ungkapnya.
Bahkan Turki juga menjalin kerjasama dengan Iran terkait pengembangan energi nuklir dengan Iran. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada tahun 2021 lalu bahkan mengajak Amerika Serikat(AS) bergabung ke kesepakatan nuklir dengan Iran di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
"Saya berharap dengan pemerintahan Biden, Amerika Serikat kembali ke perjanjian ini dan kerja sama dalam masalah (nuklir) dipulihkan," kata Cavusoglu. Dengan cara ini, Insya Allah sanksi dan embargo yang diberlakukan terhadap Iran dicabut, "katanya dilansir dari Arab News.
Bantah Terlibat
Media Israel Ynetnews, menulis pejabat Israel menahan diri untuk mengomentari kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Namun sumber tidak resmi telah mengklarifikasi bahwa Israel tidak terkait atau terlibat dalam kecelakaan helikopter tersebut.
Pejabat senior Israel mengatakan kematian Raisi dan Amir-Abdollahian diperkirakan tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Republik Islam. Satu-satunya konsekuensi yang ditunggu Israel adalah siapa presiden yang akan menggantikan Raisi.
Baca juga: Mahmoud Ahmadinejad, Sosok Populis Iran yang Bikin Israel Ketakutan Bakal Gantikan Ebrahim Raisi
Media itu menulis salah satu kemungkinan yang bisa menggantikan Raisi adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden keenam Iran dari tahun 2005 hingga 2013 dan dianggap sebagai musuh bebuyutan Israel.
Para pejabat senior menambahkan bahwa selain perubahan di Iran, tidak akan ada dampak terhadap Israel karena keputusan mengenai Israel dibuat oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Dialah yang mengambil keputusan penting mengenai program nuklir Iran.
Berita tentang jatuhnya helikopter tersebut sampai ke Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan yang saat ini berada di Israel.
Rapat Darurat
Presiden AS Joe Biden dilaporkan mempersingkat liburannya karena laporan yang muncul dari Iran. Dia terus mengikuti perkembangan ini seperti halnya para pejabat AS lainnya,
Masih belum ada reaksi dari AS terhadap jatuhnya helikopter itu. Mereka sangat ingin menahan diri dalam berspekulasi mengenai nasib Presiden Raisi. Para pejabat Israel mengantisipasi pihak Iran akan mencoba menyebarkan teori konspirasi tentang keterlibatan Israel dalam kecelakaan itu.
Menurut Ynetnews, Cyber Army of the Revolutionary Guards yang merupakan sebuah situs web yang berafiliasi dengan cabang angkatan bersenjata Iran, menulis jatuhnya helikopter yang membawa pejabat pemerintah membuat kemungkinan pembunuhan dan sabotase menjadi kuat.