Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

90 Persen Pembangkit Listrik Hancur, Eks Menteri Ukraina: Pemadaman Bisa Terjadi Hingga Musim Dingin

Kondisi infrastruktur energi Ukraina makin merana, pasca penghancuran yang dilakukan oleh Rusia dalam beberapa waktu belakangan

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in 90 Persen Pembangkit Listrik Hancur, Eks Menteri Ukraina: Pemadaman Bisa Terjadi Hingga Musim Dingin
Kementerian Pertahanan Ukraina/Telegram
Petugas pemadam Ukraina dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di Kharkov (Kharkiv) setelah dibombardir oleh bom berpemandu Rusia. Sebanyak 90 persen infrastruktur listrik Ukraina hancur oleh serangan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM -- Kondisi infrastruktur energi Ukraina makin merana, pasca penghancuran yang dilakukan oleh Rusia dalam beberapa waktu belakangan ini menyebabkan negeri itu luluh lantak.

Mantan Menteri Infrastruktur Ukraina Aleksey Kucherenko mengatakan, 90 persen kapasitas pembangkit listrik Ukraina hancur oleh serangan rudal dan drone pasukan Vladimir Putin.

Dikutip Russia Today dari saluran YouTube Vishka, Kucherenko bilang bahwa kondisi tersebut sulit diperbaiki dengan cepat. Pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

Baca juga: Hanya Miliki 25 Persen Sistem Pertahanan Udara, Zelensky: Ukraina Harus Setara dengan Rusia

Serangan rudal dan drone terhadap infrastruktur penting Ukraina, meluluhlantakkan sejumlah pembangkit listrik tenaga panas di seluruh negeri.

Kyiv Independet menyebutkan, bombardemen itu termasuk pembangkit Trypillia, pemasok listrik utama ke wilayah Kiev, Zhytomyr, dan Cherkasy.

Rusia melakukan serangan besar-besaran pada tanggal 8 Mei terhadap wilayah Poltava, Kirovohrad, Zaporizhzhia, Lviv, Ivano-Frankivsk, Kyiv, dan Vinnytsia, terutama menargetkan infrastruktur energi. Setidaknya dua pembangkit listrik tenaga air harus dinonaktifkan akibat serangan tersebut.

“Kami telah kehilangan sekitar delapan ribu megawatt listrik, itu jumlah yang banyak, dari delapan ribu, 800 di antaranya saat ini berfungsi,” kata
Kucherenko.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan informasi para insinyur listrik, ia mengingatkan bakalan ada pemadaman listrik besar-besaran selama musim panas dan musim dingin.

Warga Diminta Hemat Energi

Sementara itu pemimpin perusahaan listrik swasta Yasno, Sergey Kovalenko meminta agar warga Ukraina mulai membiasakan diri hidup dengan listrik yang terbatas.

Baca juga: Zelensky: Rusia Tak Punya Kekuatan Menyerang Kyiv

Serangan-serangan Rusia menyebabkann kerusakan hebat pada fasilitas listrik Ukraina.

Serangan rudal Rusia terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Trypolsky, jelasnya, menyebabkan listrik padam 100 persen di wilayah sekitarnya.

Ia meminta agar warga Ukraina mengubah kebiasaan konsumsi listrik untuk menjaga keseimbangan dalam sistem dan tidak membebani jaringan listrik secara berlebihan.

“Hemat konsumsi pada jam sibuk. Dari jam 7 sampai jam 10 malam. Setiap hari, tolong hemat listrik. Setiap hari, sepanjang tahun 2024. Biasakanlah,” pesannya dalam postingan di halaman Facebook-nya.

Ia juga menyarankan penghematan enggunaan listrik yang mesti dilakukan antara lain, mengganti bola lampu biasa dengan LED, mematikan lampu di ruangan kosong, mandi di malam hari, menyetel suhu ketel ke tingkat minimum, dan bahkan memanaskan ketel di atas kompor gas daripada menggunakan kompor listrik.

“Hal utama adalah mengambil tanggung jawab atas penggunaan energi secara sadar. Kita tidak bisa lagi memperlakukan listrik sebagai sesuatu yang akan ada bersama kita selamanya. Keinginan untuk hemat energi harus menjadi keputusan sadar, menjadi gaya hidup,” jelasnya.

Ukrainska Pravda memberitakan, untuk mengantisipasi ketiadaan energi tersebut, Ukraina mengimpor listrik dari sejumlah negara tetangga. Namun hal itu belum berpengaruh banyak terhadap kekurangan listrik dalam negeri.

Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap fasilitas militer dan energi Ukraina.

Ratusan misil, rudal balistik, drone serta ribuan bom luncur berpemandu dijatuhkan untuk menghancurkan fasilitas energi Ukraina.

Pada bulan April, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemboman tersebut merupakan respons terhadap upaya Kiev untuk menargetkan infrastruktur minyak Rusia.

Ilustrasi pesawat MIG-31 membawa rudal jelajah Kinzhal
Pesawat MIG-31 membawa rudal jelajah Kinzhal yang digunakan menghancurkan infrastruktur Ukraina (Kementerian Pertahanan Rusia)

Sejak Januari, Ukraina telah melancarkan beberapa serangan jarak jauh terhadap fasilitas energi jauh di Rusia, termasuk depot dan kilang minyak, dengan menggunakan drone kamikaze.

Pada bulan April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan Rusia terhadap fasilitas energi “secara langsung berdampak pada industri pertahanan Ukraina,” dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya “demiliterisasi”.

Bantuan Sektor Energi

Negara sahabat pun berusaha membantu masalah Ukraina. Pemerintah Austria akan mengalokasikan sekitar 5,4 juta dolar AS untuk pemulihan infrastruktur energi di Ukraina, Der Standard melaporkan pada 20 Mei, mengutip seorang pejabat Austria.

Pembiayaan akan disediakan dari anggaran Kementerian Aksi Iklim dan Energi dan didistribusikan ke Ukraina dalam Komunitas Energi, sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk memperluas pasar energi internal UE.

Anggaran yang dialokasikan akan digunakan untuk suku cadang, generator, dan jalur perbaikan yang sangat dibutuhkan, menurut Der Standard.

“Sebagai negara netral, Austria juga harus berpihak pada kemanusiaan dalam perang ini,” kata Menteri Aksi Iklim dan Energi Austria Leonore Gewessler.

Gewessler berharap dana tambahan "setidaknya akan memfasilitasi rekonstruksi".

Duta Besar Ukraina untuk Austria, Vasyl Khymynets, berterima kasih kepada menteri atas “sinyal solidaritas yang kuat.”

“Bantuan keuangan dari pemerintah federal ini sangat penting untuk memulihkan infrastruktur energi dan memasok listrik kepada masyarakat Ukraina di tengah upaya Rusia untuk menghancurkan infrastruktur energi dengan serangan udara dan penembakan artileri,” kata Khymynets.

Kapasitas pembangkit listrik Ukraina telah menurun hingga 8 gigawatt jam (GWh) dan membutuhkan hampir 1 miliar dolar AAS sebagai kompensasi, menurut Perdana Menteri Denys Shmyhal.

Diberitakan Kyiv Independen Ukraina telah mengalokasikan lebih dari 179,4 juta dolar AS untuk memulihkan jaringan listriknya setelah serangan Rusia baru-baru ini.

“Filantropis Patrick Van T Haar mengirimkan peralatan tersebut,” demikian isi pesan tersebut lapor Ukrinform.

Diketahui, pengiriman ini bukanlah yang pertama.

"Generator sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Tidak ada listrik di kota karena penembakan musuh yang terus-menerus. Oleh karena itu, bantuan pengiriman peralatan tersebut relevan dan penting bagi masyarakat," kata RMA.

Seperti yang dilaporkan Ukrinform, sembilan permukiman di wilayah Kherson tidak mendapat aliran listrik akibat penembakan Rusia. (Russia Today/Kyiv Independent/Ukrinform/Pravda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas