Pidato Publik Terakhir Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi: Tak Ada yang Tersisa dari Israel
Lontaran pernyataan Ebrahim Raisi itu diyakini sebagai pidato publik terakhirnya mengenai ketegangan dengan Israel sebelum ia dinyatakan tewas
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pidato Publik Terakhir Mendiang Presiden Iran: Tak Ada yang Tersisa dari Israel
TRIBUNNEWS.COM - Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan kepada para pelajar di Pakistan bahwa 'tidak ada yang tersisa' dari rezim Israel jika mereka langsung menyerang tanah Iran.
Lontaran pernyataan Ebrahim Raisi itu diyakini sebagai pidato publik terakhirnya mengenai ketegangan dengan Israel sebelum ia dinyatakan meninggal dalam kecelakaan helikopter di Iran utara pada 19 Mei 2024.
Baca juga: Eks-Menlu Iran: Penyebab Kecelakaan Tragis Helikopter Bell 212 Presiden Ebrahim Raisi Adalah Amerika
Video pidato Raisi itu kemudian viral saat Pemerintah Iran mulai melakukan proses pemakamannya.
Berbicara di Government College Universitas Lahore, Raisi juga menyatakan komitmen bersama Iran dan Pakistan untuk membela 'perlawanan dan rakyat Palestina yang tertindas'.
Proses Pemakaman Dimulai
Iran memulai prosesi pemakaman Presiden Ebrahim Raisi (63) pada Selasa (21/5/2024).
Dilansir NBC News, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengumumkan lima hari berkabung nasional untuk Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan enam orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter di daerah terpencil di barat laut Iran pada hari Minggu (19/5/2024).
Ribuan pelayat berkumpul untuk prosesi pemakaman pertama pada Selasa pagi di Tabriz, kota besar terdekat dengan lokasi jatuhnya pesawat.
Jenazah mereka yang tewas kemudian akan dibawa ke kota Qom pada sore harinya.
Rabu akan menjadi hari libur nasional karena pemakaman Raisi akan diadakan di ibu kota, Teheran, dan pemakaman akan diadakan di dua kota lagi pada hari Kamis.
Raisi diperkirakan akan dimakamkan di kota Masyhad pada hari Jumat.
Kematian Raisi yang tak terduga memicu suasana berkabung di Iran, seiring dengan banyaknya pesan belasungkawa yang mengalir.
Namun beberapa orang juga menyatakan lega atas kematian Raisi, yang dikenal karena tindakan keras dan brutalnya terhadap lawan politik dan pengunjuk rasa.