Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Washington Disalahkan atas Kecelakaan Helikopter Raisi, Pihak Iran Klaim Sanksi AS Picu Insiden Itu

Bahkan sebelum dilangsungkan penyelidikan atas kecelakaan helikopter rombongan Presiden Iran Ebrahim Raisi, kesalahan sudah dilemparkan ke pihak AS.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Washington Disalahkan atas Kecelakaan Helikopter Raisi, Pihak Iran Klaim Sanksi AS Picu Insiden Itu
Tangkapan layar X/@HoyPalestina
Foto puing-puing helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian beredar di media sosial. Hanya tertinggal bagian ekor pesawat berwarna biru, sedangkan sisanya tampak puing-ping pesawat yang telah hancur. - Bahkan sebelum dilangsungkan penyelidikan atas kecelakaan helikopter rombongan Presiden Iran Ebrahim Raisi, kesalahan sudah dilemparkan ke pihak AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Kesalahan sudah dilemparkan ke pihak Amerika, bahkan sebelum Panglima Militer Iran, Mohammad Bagheri memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan helikopter, yang menewaskan dua politisi tinggi di negara tersebut.

"Salah satu penyebab insiden yang memilukan ini adalah Amerika Serikat, yang memberikan sanksi atas terhadap industri penerbangan Iran dan penjualan pesawat tersebut hingga menyebabkan kesyahidan Presiden dan kawan-kawan," kata mantan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, CNN melaporkan.

"Kejahatan AS akan terekam dalam benak rakyat dan sejarah Iran," tegasnya.

Para pejabat Gedung Putih dengan cepat merespons tuduhan tersebut. Mereka menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar.

Ada banyak alasan mengapa helikopter Bell 212 buatan Amerika era perang Vietnam bisa saja jatuh.

Pemeliharaan yang buruk atau kesalahan manusia di tengah kabut tebal saat helikopter itu terabgn adalah salah satu masalah.

Menteri Transportasi Turki, Abdulkadir Uraloglu mengatakan, masih terlalu dini untuk mengomentari penyebab kecelakaan itu.

BERITA REKOMENDASI

Meski demikian, ia tidak mengesampingkan indikasi awal menunjukkan bahwa kecelakaan itu terjadi karena cuaca berkabut.

Zarif ingin dunia percaya bahwa inti teknologi Iran telah dirusak oleh sanksi AS.

Jika, menurut klaimnya, helikopter presiden menjadi korban kekurangan suku cadang berkualitas akibat sanksi AS, mengapa harus mempertaruhkan nyawa presiden dan menteri luar negeri di pesawat yang dianggap tidak dapat diandalkan?

Zarif menilai bahwa pemeliharaan Bell 212 merupakan masalah yang bisa diprediksi.

Baca juga: Mohammad Mokhber

Ini bukan pertama kalinya keangkuhan merongrong logika, tapi ini tentu saja yang paling tragis bagi mereka yang terlibat.


Helikopter yang ditumpangi Presiden Iran, Ebrahim Raisi, beserta rombongannya mengalami kecelakaan pada Minggu (19/5/2024).

Semua penumpang di helikopter tersebut dipastikan tewas.

Laporan Politico sebelumnya juga sudah menyinggung soal ketakutan bahwa Iran bakal menuduh Israel, juga Amerika menyabotase transportasi tersebut.

Padahal tidak ada informasi intelijen awal yang menunjukkan hal lain selain kecelakaan akibat cuaca buruk.

"Untuk sementara waktu, bukanlah sebuah pertanyaan gila untuk bertanya, 'Apakah ini awal mula Perang Dunia III?'," ucap seorang pejabat.

Berbicara kepada wartawan pada Senin (20/5/2024), Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dengan tegas menyatakan bahwa Washington tidak ambil bagian dalam kecelakaan tersebut.

Apakah Ini Awal Mula Perang Dunia III?

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dengan cermat mengamati reaksi Iran terhadap kematian Presiden Ebrahim Raisi dan rombongan pada Minggu (19/5/2024) dalam kecelakaan helikopter.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei (85) masih menjadi otoritas tertinggi di negara itu.

Ketidakstabilan politik di Iran tak bisa dipungkiri ketika sang Presiden - yang digadang-gadang sebagai calon penerus Khamenei - mendadak tiada.

Baca juga: Hossein Amir-Abdollahian

Wakil Presiden Pertama Iran bakal mengisi kekosongan kursi Raisi setidaknya sampai 50 hari ke depan, lapor Al Jazeera.

Meski demikian, pertanyaan penting lainnya tak bisa dibungkam, tentang siapa yang akan menggantikan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi, ketika salah satu kandidat potensial meninggal dunia.

"Ketika Iran memilih presiden baru, kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap rakyat Iran dan perjuangan mereka untuk hak asasi manusia," kata Juru bicara utama Departemen Luar Negeri, Matthew Miller pada Senin (20/5/2024).

Dikutip dari Politico, Iran sempat meminta bantuan AS ketika melakukan upaya pencarian puing-puing helikopter yang ditumpangi Raisi.

Miller mengakui kalau Gedung Putih bersedia membantu Teheran, yang menurutnya merupakan tindakan yang bakal dilakukan sehubungan dengan situasi yang terjadi.

"(Tapi) pada akhirnya, karena alasan logistik, kami tidak dapat memberikan bantuan tersebut," ucap Millter.

Para pejabat AS harap-harap cemas menunggu kabar terbaru dari pencarian helikopter yang hilang di tengah cuaca buruk di pegunungan perbatasan Azerbaijan-Iran.

Hingga akhirnya jenazah Raisi dan rombongan berhasil ditemukan pada Senin (20/5/2024).

Iran berkabung 5 hari

Diberitakan sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung setelah kematian Ebrahim Raisi.

Ayatollah Khamenei menyampaikan belasungkawa "kepada rakyat Iran".

Iran kini punya waktu maksimal 50 hari sebelum harus digelar pemilihan presiden untuk memilih pengganti Raisi, Reuters melaporkan.

"Saya mengumumkan lima hari berkabung di depan umum dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA.

Baca juga: Ribuan Pelayat Sambut Peti Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan 7 Lainnya

Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan di barat laut Iran, bersama dengan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.

Media pemerintah mengonfirmasi bahwa mereka terbunuh setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh pada hari Minggu (19/5/2024)

Helikopter yang membawa rombongan tersebut awalnya dikabarkan melakukan pendaratan darurat dalam kondisi berkabut, BBC melaporkan.

lihat fotoHelikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan menteri luar negeri Iran jatuh saat dalam perjalanan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur.
Helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan menteri luar negeri Iran jatuh saat dalam perjalanan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur.

Lokasi jatuhnya pesawat dekat perbatasan dengan Azerbaijan, tempat Raisi bertemu dengan Presiden Ilham Aliyev.

Menurut media lokal, dia ada di sana untuk membuka bendungan Qiz Qalasi dan Khodaafarin.

Pada Senin (20/5/2024), Bulan Sabit Merah Iran mengonfirmasi bahwa jenazah presiden dan orang lain yang tewas dalam kecelakaan itu telah ditemukan dan operasi pencarian telah berakhir.

"Kami sedang dalam proses memindahkan jenazah para syuhada ke Tabriz (letaknya di barat laut Iran)," kata ketua organisasi tersebut di TV pemerintah.

Outlet berita Iran Tasnim, yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam di negara itu, melaporkan bahwa pemakaman Presiden Ebrahim Raisi akan diadakan pada hari Selasa di Tabriz.

Jenazah Ebrahim Raisi akan dimakamkan di kota Masyhad, Provinsi Razavi Khorasan, Iran pada Kamis (23/5/2024) malam mendatang.

Ketua Komite Pemakanan Martir, Mohsen Mansouri menyampaikan upacara pemakaman untuk para korban tewas dalam kecelakaan helikopter itu diadakan di kota Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran mulai Selasa (21/5/2024) pagi tadi.

Upacara bagi para jenazah lainnya, yaitu Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Iran, Malek Rahmati; Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Pemimpin Revolusi Islam untuk provinsi Azarbaijan Timur; akan diadakan Selasa (21/5/2024) sore di Kota Qom, Provinsi Qom.

Baca juga: 5 Fakta Baru Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi, 1 Korban Sempat Jawab Telepon

"Pada Selasa (21/5/2024) malam hari ini, upacara pelepasan para jenazah akan diadakan di Masjid Teheran, Iran," lanjutnya.

Kemudian pada Rabu (22/5/2024) pagi, upacara pemakaman akan diadakan di Teheran dari Universitas Teheran hingga Lapangan Azadi.

"Pada Rabu (22/5/2024) malam, kami mengadakan upacara intensif di Teheran dengan kehadiran tamu internasional dan delegasi asing," kata Mohsen Mansouri, Senin (20/5/2024) malam.

Upacara pemakaman tersebut akan dilaksanakan di Provinsi Khorasan Selatan pada Kamis (23/5/2024) pagi.

Kemudian, upacara pemakaman jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi akan dilaksanakan pada Kamis malam di Tempat Suci Imam Reza, seperti diberitakan media Iran.

Sejumlah negara menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Presiden Raisi.

  • Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengumumkan hari berkabung nasional dan menggambarkan Raisi dan Amir-Abdollahian sebagai "teman baik Iran".
  • Melalui media sosial, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dia "sangat sedih dan terkejut" atas kematian tersebut.
  • Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintahnya "melakukan kontak penuh dan berkoordinasi dengan pihak berwenang Iran" dan siap untuk "memberikan dukungan apa pun yang diperlukan".
  • Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyampaikan belasungkawanya dan mengatakan bahwa presiden dan menteri luar negeri tersebut adalah "teman sejati negara kami yang dapat diandalkan".
  • Sementara Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan Raisi telah berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas Iran.
  • Uni Eropa pada hari Senin menyampaikan "belasungkawa yang tulus" dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan "pikiran kami ditujukan kepada keluarga".
  • Hamas memuji dukungan Raisi terhadap kelompok Palestina, sementara gerakan Hizbullah di Lebanon yang didukung Teheran mengatakan mereka berduka atas kematian pelindung mereka.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas