Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Negara-negara Eropa Akui Negara Palestina, Kini Kolombia Ingin Buka Kedubes di Ramallah

Presiden Kolombia Gustavo Petro berencana untuk membuka kedutaan besar negaranya di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pasca Negara-negara Eropa Akui Negara Palestina, Kini Kolombia Ingin Buka Kedubes di Ramallah
Raul ARBOLEDA / AFP
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyampaikan pidato. - Presiden Kolombia, Gustavo Petro telah memerintahkan pembukaan kedutaan besar di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Kolombia, Gustavo Petro, telah memerintahkan pembukaan kedutaan besar di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina.

Pengumuman pembukaan kedutaan besar di Ramallah ini muncul setelah tiga negara Eropa, yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol akan secara resmi mengakui negara Palestina.

Menteri Luar Negeri Kolombia, Luis Gilberto Murillo, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari tujuan kebijakan luar negeri yang dipromosikan Petro bersama dengan pemerintah lain untuk mengakui negara Palestina.

"Kolombia telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada pemerintahan sebelumnya, pada pemerintahan Presiden (Juan Manuel) Santos, dan Presiden Petro telah memberikan instruksi agar kami mendirikan kedutaan Kolombia di Ramallah, perwakilan Kolombia di Ramallah. Itu adalah langkah selanjutnya yang akan kami ambil," kata Murillo, dikutip dari CNN.

Sebelumnya, Petro mengumumkan Kolombia akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Petro juga sempat mengkritik keras Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Presiden Kolombia juga meminta untuk bergabung dalam kasus Afirka Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.

Berita Rekomendasi

Kolombia, kata Murillo, mengutuk keras agresi Hamas, namun menolak tanggapan Israel.

Ia juga berargumen bahwa niat membuka kedutaan di Ramallah bukanlah tindakan yang menentang Israel, melainkan menguntungkan kedua negara.

Perlu diketahui, Ramallah berfungsi sebagai Ibu Kota Administratif Otoritas Palestina, saingan Hamas yang didominasi Fatah.

"Semakin banyak negara yang akan mengakui Palestina, dan hal ini tidak bertentangan dengan Israel atau rakyat Israel atau Yahudi, namun PBB setuju, dalam konteks Perjanjian Oslo, untuk menciptakan solusi dua negara."

Baca juga: Irlandia, Norwegia dan Spanyol mengakui negara Palestina - Sejak kapan Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina?

"Jadi, jika Anda membutuhkan dua negara, Anda jelas mengharuskan Palestina diakui sebagai negara penuh," ucap Murillo.

Tidak jelas kapan kedutaan Kolombia di Ramallah akan dibuka dan langkah apa yang perlu diambil untuk membukanya.

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Akui Negara Palestina

Sebanyak tiga negara Eropa, yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol akan secara resmi mengakui negara Palestina.

Sebelumnya, sebagian kecil negara-negara Eropa sudah mengakui negara Palestina.

Mereka terdiri dari Hongaria, Polandia, Rumania, Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria yang mengadopsi posisi tersebut pada 1988; dan negara lain termasuk Swedia, Siprus, dan Malta.

Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store, mengatakan solusi dua negara adalah demi kepentingan terbaik Israel dan pengakuan negara Palestina akan dilakukan pada tanggal 28 Mei.

"Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah jika tidak ada pengakuan," kata Gahr Store, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Hamas Sambut Spanyol, Irlandia, Norwegia yang akan Akui Negara Palestina

Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, membuat pengumuman serupa di Dublin, begitu pula Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, di Madrid, yang mendapat tepuk tangan di parlemen.

"Di tengah perang, dengan puluhan ribu orang terbunuh dan terluka (di Gaza), kita harus tetap menghidupkan satu-satunya alternatif yang menawarkan solusi politik bagi Israel dan Palestina: Dua negara, yang hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan," ungkap Gahr Store lagi.

"Pengakuan terhadap Palestina adalah cara untuk mendukung kekuatan moderat yang telah kehilangan kekuatan dalam konflik yang berkepanjangan dan brutal ini," pungkasnya.

Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan pada X bahwa pengakuan tersebut akan dilakukan pada 28 Mei.

PM Pedro Sanchez menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menempatkan solusi dua negara dalam “bahaya” dengan kebijakannya yang “menyakiti dan menghancurkan” di Gaza.

Baca juga: 3 Negara Barat Mulai Akui Negara Palestina, Israel Murka, Ancam Hentikan Transfer Dana Pajak

"Kami berharap pengakuan dan alasan kami berkontribusi pada negara-negara Barat lainnya untuk mengikuti jalan ini, karena semakin besar kekuatan kita, semakin besar kekuatan yang kita miliki untuk memberlakukan gencatan senjata," kata Sanchez.

Deklarasi Irlandia, Spanyol dan Norwegia akan memberikan tekanan pada negara-negara lain di Eropa, termasuk Inggris, Perancis dan Jerman.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas