Dermaga Terapung Buatan AS di Lepas Pantai Gaza Hanyut, Rusak Diterjang Ombak
Bagian dari dermaga terapung yang dibangun oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Gaza, hanyut pada Sabtu (25/5/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Bagian dari dermaga terapung yang dibangun oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Gaza, hanyut pada Sabtu (25/5/2024).
Menurut media Israel, ombak menyeret dermaga apung itu menuju Ashdod, sebuah kota terbesar keenam dan pelabuhan terbesar di Israel.
Lebih rincinya, Channel 12 Israel Angkatan Laut Israel dilaporkan mengambil dan menyambungkan kembali bagian tersebut.
Kondisi cuaca menghadirkan tantangan yang signifikan bagi berlangsungnya dermaga tersebut.
Gelombang laut yang ganas di Mediterania menimbulkan ancaman terhadap integritas dan keamanan dermaga.
Sebelumnya saja, badai menunda proses instalasi.
Tampaknya akan ada gangguan lebih lanjut mungkin terjadi.
Meskipun ombak di bulan-bulan musim panas diperkirakan relatif tenang, operasi mungkin perlu dihentikan pada bulan September, sehingga dermaga harus dibongkar.
Dermaga terapung AS di Laut Mediterania telah menghadapi tantangan besar sejak didirikan pada 15 Mei 2024.
Tak sedikit yang berkomentar dan mempertanyakan efisiensi dermaga tersebut dalam meringankan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina yang terkepung.
Dikutip dari Al Mayadeen, perlu dicatat bahwa Pentagon mengalokasikan 320 juta dolar Amerika dan mengerahkan 1.000 tentara dan pelaut untuk membangun dermaga terapung itu.
Baca juga: Populer Internasional: Sebagian Dermaga Apung Gaza Hanyut - Janji Jerman ke Palestina
Misi tersebut dilaporkan melibatkan 14 kapal dari AS dan negara lain.
Pada saat yang sama, AS mengirimkan senjata senilai miliaran dolar ke "Israel" di tengah genosida yang dilakukannya di Gaza.
Dalam minggu pertama operasinya, hanya 820 ton bantuan yang diangkut melalui dermaga tersebut.
Angka ini cuma sekitar dua per tiganya mencapai titik distribusi di Gaza, menurut pernyataan Pentagon pada Kamis (23/5/2024).
Jumlah ini masih jauh dari target awal, yaitu 90 truk per hari dan hanya mewakili 15 persen dari perkiraan kebutuhan minimum harian untuk populasi lebih dari dua juta orang yang menghadapi kelaparan.
Kata Hamas dan Fatah soal dermaga apung Gaza
Seperti diketahui, pembangunan dermaga apung oleh AS didalihkan untuk membantu pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Alih-alih menekan Israel membuka blokade darat, AS tampak mendukung pengepungan dan membuat akses lain berupa dermaga yang tadinya dimaksudkan sebagai infrastruktur sementara.
Namun, biaya pembangunan jutaan dolar serta wacana pembentukan pasukan gabungan internasional mengindikasikan kalau dermaga tersebut akan dijadikan permanen guna mobilisasi tak hanya barang dan bantuan, tetapi juga pasukan.
Hal ini yang diendus dua gerakan besar di Palestina, Hamas dan Fatah.
Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) menilai, pengoperasian pelabuhan terapung yang didirikan AS pentahbisan pendudukan di saat Hamas menolak kehadiran militer apa pun dari negara mana pun di Gaza.
Baca juga: Dermaga Apung Gaza Dioperasikan, Warga Palestina Serbu Ratusan Ton Bantuan Kemanusian yang Masuk
Juru bicara gerakan Fatah Abdel Fattah Dawla pekan lalu mengatakan, pengoperasian dermaga Amerika di bawah kendali pendudukan Israel serta direbutnya kontrol penyeberangan Rafah dari sisi Palestina oleh Tentara Israel adalah sebuah konsekrasi dari pendudukan atas akses-akses penyeberangan tersebut dan isolasi total Jalur Gaza.
Juru bicara Fatah meminta warga Palestina di Gaza untuk tidak menganggap pelabuhan ini hanya sebagai koridor pengiriman bantuan kemanusiaan.
Fatah juga meminta agar warga Palestina waspada terhadap segala upaya yang mungkin mendorong penggunaan pelabuhan ini sebagai titik persimpangan untuk menggusur mereka dengan dalih apa pun, baik terpaksa, sukarela, atau dalih kemanusiaan.
Sebagai pengingat, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pembangunan dermaga sementara tersebut pada 7 April lalu.
Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Keputusan ini tampaknya terkait dengan peringatan PBB bahwa ada situasi kelaparan yang dapat menimpa sekitar 576.000 warga Gaza, menurut Wall Street Journal (WSJ).
Namun, AS menyebut operasi pemindahan dermaga akan diawasi oleh pasukan Israel, bukan pasukan Amerika sendiri.
"Kami tidak berencana menjadikan operasi ini sebagai operasi yang memerlukan pasukan AS di lapangan," kata seorang pejabat Amerika, seperti yang dilaporkan Politico.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.