Serukan Perang Vis a Vis Lawan Israel, Partai Nasser Mesir Desak Pembatalan Perjanjian Camp David
Invasi Israel ke Rafah, seru gerakan itu, harusnya dihadapi secara vis-a-vis oleh tentara Mesir karena berkaitan dengan keamanan nasional
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
,
Serukan Perang Vis a Vis Lawan Israel, Partai Nasser Mesir Desak Pembatalan Perjanjian Camp David
TRIBUNNEWS.COM - Arab Democratic Nasserist Party (ADNP) atau Partai Persatuan Nasseris di Mesir menyatakan, mengutuk sikap “posisi tercela” rezim pemerintahan negara-negara Arab, terkait invasi Israel ke kota paling selatan di Jalur Gaza, Rafah.
Gerakan tersebut menyatakan, negara-negara Arab adalah “mitra sejati” dalam kejahatan genosida yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dilansir Al-Mayadeen.
Baca juga: Kebakaran Jenggot Soal Rafah, Mesir Diyakini Jaga Hubungan dengan Israel Karena Insentif Ekonomi
Dalam sebuah pernyataan, gerakan ini menolak sikap pemerintah Mesir, dan mengatakan kalau rezim Kairo belum mengambil tindakan tegas dan pencegahan yang mencerminkan “prestise dan nilai Mesir” atas agresi Israel di Rafah.
Invasi Israel ke Rafah, seru gerakan tersebut, harusnya dihadapi secara vis-a-vis (duel tatap muka) oleh tentara Mesir karena berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca juga: Mesir Beri Sinyal ke Hamas Cs, Gabung Perang Kalau Israel Rebut Kendali Koridor Philadelphia
"Secara khusus, Partai Persatuan Nasserist menunjuk pada kelambanan pemerintah Mesir dalam menghadapi invasi Israel ke Rafah, yang diyakini telah mengganggu kehidupan warga Palestina dan keamanan nasional Mesir," tulis laporan tersebut.
Mengenai hal terakhir, gerakan Nasseris, mengacu pada fakta bahwa invasi Rafah di sepanjang perbatasan Palestina-Mesir dan pendudukan Israel di perbatasan Rafah, menyebut hal itu sebagai tindakan yang melanggar ketentuan perjanjian Camp David dan kedaulatan Mesir.
Mengenai masalah ini, pernyataan tersebut menyoroti bentrokan baru-baru ini antara pasukan Mesir dan pasukan pendudukan Israel di dekat perbatasan, yang menyebabkan tewasnya setidaknya satu tentara Mesir.
Baca juga: Mesir Lembek ke Israel, Tak Ada Pejabat Negara Hadir di Pemakaman Tentara yang Tewas Ditembak IDF
"Gerakan tersebut mengatakan bahwa tentara Mesir yang tewas ditembak pasukan Israel tersebut harus dipuji sebagai “simbol dan perwujudan hati nurani nasional Mesir dan doktrin teguhnya dalam perang dan perjuangan melawan musuh”," tambah pernyataan tersebut.
Dalam konteks ini, Partai Nasserist Bersatu Mesir menyerukan serangkaian tindakan yang harus dilakukan pemerintah Mesir, antara lain:
- Memutuskan semua hubungan dengan rezim Israel, membatalkan semua perjanjian, terutama Perjanjian Camp David yang “memalukan” dan (segala) “perjanjian damai” (dengan Israel), dan mengkriminalisasi segala bentuk hubungan dan normalisasi dengan “musuh Zionis”;
- Memberikan segala bentuk dukungan kepada Perlawanan Palestina yang gagah berani;
- Menegaskan hak kedaulatan Mesir atas perlintasan perbatasan Rafah dengan membukanya untuk bantuan kemanusiaan dan pemindahan orang yang terluka tanpa koordinasi dengan rezim Israel;
- Mencabut pembatasan keamanan yang diberlakukan terhadap warga negara dan membebaskan tahanan hati nurani, terutama mereka yang ditahan karena ikut serta dalam protes pro-Palestina;
- Mendukung kampanye yang memboikot perusahaan dan produk yang berafiliasi dengan rezim Israel
Gerakan ini juga menegaskan hak rakyat Mesir dan Arab untuk menggunakan segala cara dan metode berekspresi dalam mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka.
Seputar Nasserisme
Mengutip dari Wikipedia, Nasserisme adalah sebuah ideologi politik nasionalis Arab sosialis yang berdasarkan pada pemikiran Gamal Abdel Nasser, salah satu dari dua pemimpin utama Revolusi Mesir 1952, dan Presiden Mesir kedua.
Menyebar secara domestik dan internasional, ideologi tersebut menggabungkan unsur-unsur sosialisme Arab, republikanisme, nasionalisme, anti-imperialisme, solidaritas negara-negara berkembang, dan Gerakan Non-Blok.