Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Houthi Ungkap Kapal Mesir Masih Kirim Barang ke Israel, Curiga Negara Arab Lain Ikut-ikutan

Houthi mengungkap bahwa kapal-kapal Mesir masih mengirim barang-barang ke Israel, curiga bahwa negara Arab lain ikut-ikutan bantu Israel.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Houthi Ungkap Kapal Mesir Masih Kirim Barang ke Israel, Curiga Negara Arab Lain Ikut-ikutan
X
Pemimpin kelompok "Ansar Allah" Yaman (Houthi), Abdul Malik Al Houthi, mengungkapkan bahwa kapal-kapal Mesir masih mengirim barang ke Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul Malik Al-Houthi, mengatakan kapal-kapal Mesir masih mengirimkan barang ke musuh Israel.

Menurutnya, tindakan Mesir mendahului banyak negara yang seharusnya tidak terjadi.

Abdul Malik Al-Houthi menyebutkan dalam pidatonya pada hari Kamis, mengenai perkembangan terkini di Palestina.




“Israel masih mendapat manfaat besar dari hubungan ekonomi dengan Mesir, dan bahwa kapal-kapal Mesir masih mengirimkan barang ke Israel lebih dulu dibandingkan banyak negara lain," kata Abdul Malik Al-Houthi dalam pidatonya, Kamis (30/5/2024) malam.

Namun, ia berpendapat Mesir mungkin akan mempertimbangkan hal ini sebagai respons atas meningkatnya agresi Israel di Jalur Gaza.

“Mungkin akan ada langkah berani dan kuat dari Mesir, bahkan pada tingkat pemutusan hubungan ekonomi dengan musuh," lanjutnya.

“Jika Republik Arab Mesir bergerak ke arah ini, maka mereka akan mendapatkan dukungan dari rakyat dan Republik Yaman akan mendukungnya,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

Abdul Malik Al-Houthi mengatakan ada dugaan rencana pemberian bantuan finansial dari negara Arab untuk Israel saat Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza yang membunuh puluhan ribu warga Palestina.

“Pada saat rakyat Palestina menderita kelaparan, ada pembicaraan tentang dukungan keuangan Arab untuk musuh Israel," katanya.

"Setiap dukungan Arab untuk entitas Israel adalah kontribusi langsung terhadap agresi tersebut. terhadap rakyat Palestina, dan ini sangat disayangkan dan menyakitkan," lanjutnya, memperingatkan negara Arab.

Abdul Malik Al-Houthi menegaskan bahwa hal itu menyakitkan bagi Yaman dan pendukung Palestina jika ada negara Arab yang memberi bantuan ke Israel.

Baca juga: Jenderal IDF Beberkan Skenario Runtuhnya Israel, Perang Atrisi dalam Kepungan Hamas-Hizbullah-Houthi

“Sungguh menyakitkan melihat dengan jelas dukungan media terhadap musuh Israel dari media yang berafiliasi dengan rezim Arab," katanya, dikutip dari Shafaqna Palestine.

Houthi Targetkan 10 Kapal Terkait Israel Minggu Ini

Dalam pidatonya, Abdul Malik Al-Houthi juga melaporkan pencapaian pejuangnya yang berhasil menargetkan 10 kapal terkait Israel pada minggu ini.

"Operasi di Yaman minggu ini dilakukan dengan 27 rudal balistik dan bersayap serta sebuah drone," katanya.

“10 dari operasi kami menargetkan 10 kapal yang terkait dengan musuh Israel, Amerika dan Inggris serta kapal-kapal milik perusahaan yang melanggar keputusan untuk masuk ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki,” lanjutnya.

Pemimpin Houthi itu juga menekankan bahwa agresi koalisi Amerika Serikat dan Inggris yang terus berlanjut terhadap Yaman tidak akan mengubah posisi Houthi dalam mendukung perlawanan Palestina.

"Agresi ini telah gagal total dalam mencapai tujuannya untuk menghentikan operasi militer Yaman dalam mendukung Gaza," katanya, dikutip dari Almahjar.

Sejak 19 November 2023, Houthi di Yaman bergabung dalam solidaritas untuk Palestina yang menghadapi agresi Israel, dengan menargetkan kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah menuju pelabuhan Israel.

Sekutu dekat Israel, AS lalu membentuk koalisi bersama Inggris dan negara lainnya untuk melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal tersebut.

AS dan Inggris telah melakukan sejumlah serangan udara di Yaman untuk melemahkan kekuatan Houthi di Laut Merah, sementara Houthi menegaskan akan menghentikan operasinya jika Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza dan tercapainya kesepakatan gencatan senjata.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.224 jiwa dan 81.777 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (31/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas