Israel Salah Perhitungan, Ternyata Sempat Kirim Pesan Lewat Mesir buat Cegah Iran Balas Dendam
Dengan mengirim pesan melalui perantaraan Mesir, Israel berusaha mencegah serangan balasan Iran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Panglima Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Iran Jenderal Amir Ali Hajizadeh menyebut Israel mengirim pesan lewat Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.
Tujuan penyampaian pesan itu ialah untuk mencegah Iran melancarkan balas dendam atas serangan Israel di Kedutaan Iran di Suriah pada bulan April lalu.
Akan tetapi, Iran tetap membalas serang Israel itu dengan meluncurnya banyak rudal dan pesawat nirawak ke Israel.
Serangan balasan itu digaungkan oleh Iran sebagai Operasi Janji Sejati. Dalam acara pertemuan di Kota Qom, Hajizadeh menyebut operasi itu adalah konskuensi atas tindakan kriminal rezim Israel.
“Jika tujuan Israel adalah membunuh panglima militer Iran, Israel bisa saja melakukannya di luar kedutaan Iran di Suriah. Tujuan Israel adalah mencapai kemenangan strategis guna menebus kekalahannya pada tanggal 7 Oktober itu,” kata Hajizadeh dikutip dari Tasnim News.
Tanggal 7 Oktober yang dimaksud Hajizadeh itu ialah hari ketika Hamas menyerang Israel lewat Operasi Banjir Al-Aqsa.
Dia menyebut kemenangan strategis memiliki dampak regional. Kata dia, tindakan Israel melawan Iran adalah suatu kesalahan.
“Salah perhitungan karena mereka meyakini Iran tak akan membalas, malah memperkirakan pasukan perlawanan beraksi.”
Menurut Hajizadeh, sudah ada 221 jet tempur yang disiapkan Israel untuk melawan serangan Iran.
Kata dia, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyed Ali Khamenei telah menegaskan bahwa Operasi Janji Sejati harus “tegas”.
Panglima Angkatan Udara itu berujar bahwa operasi tersebut adalah serangan rudal dan pesawat nirawak terbesar di dunia saat itu.
Baca juga: Houthi Lancarkan 6 Serangan: Berbekal Rudal Ghadr Iran, Kapal Yunani Hampir Karam di Laut Merah
“Untuk menjebol Iron Dome (sistem pertahanan Israel), diperlukan banyak rudal dan pesawat nirawak,” kata Hajizadeh.
“Operasi Janji Senjati adalah hukuman yang besar dan terbatas, menghancurkan dua pangkalan intelijen dan operasional, berkaitan dengan meninggalnya panglima Iran di Suriah.”
Dia mengklaim kalahnya sistem pertahanan milik Israel itu bisa disamakan dengan keruntuhannya.