Para Pejabat AS Pilih Mengundurkan Diri, Muak Dengan Kebijakan Biden yang Pro-Israel
Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang terus memberikan dukungan atas aksi keji Israel di kamp pengungsi Rafah
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang terus memberikan dukungan atas aksi keji Israel di kamp pengungsi Rafah mendorong para pejabat AS untuk menggelar resign atau pengunduran diri masal.
Terbaru ada Alexander Smith, pejabat pemerintahan yang bekerja sebagai pejabat senior di lembaga bantuan internasional AS, USAID. Dalam laporannya ia menegaskan bahwa telah mengundurkan diri usai mendapatkan perintah untuk menyiapkan makalah palsu tentang kematian anak dan ibu di Palestina.
“Saya tidak dapat melakukan pekerjaan saya di lingkungan di mana orang-orang tertentu tidak dapat diakui sebagai manusia seutuhnya. Di Ukraina, kami menyerukan ganti rugi hukum ketika ada orang yang menjadi korban, dan menyebutkan nama pelaku kekerasan,” ujar Smith, dikutip Middle East Monitor.
Baca juga: 16 Ribu Pengungsi Berdesakan di Sekolah PBB, Kepadatan Semakin Parah akibat Pengungsian dari Rafah
“Namun ketika menyangkut rakyat Palestina, kami menghindari untuk mengatakan apapun tentang hak mereka untuk bernegara, pelanggaran yang mereka derita saat ini, atau negara-negara mana yang telah melanggar hak-hak dasar mereka atas kebebasan, menentukan nasib sendiri, penghidupan, dan air bersih,” imbuhnya.
Pengunduran diri ini bukan kali pertama yang terjadi di biro pemerintahan AS, selama beberapa bulan terakhir para pejabat AS kompak menggelar resign massal.
Pada awal pekan ini Stacy Gilbert, pejabat senior di Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Departemen Luar Negeri AS, mengumumkan resign, lantaran muak dengan kebijakan dan tindakan Biden yang cenderung pro-Israel.
Bahkan pemerintahan Biden menyimpulkan awal bulan ini Israel tidak menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, berbanding terbalik dengan fakta yang sebenarnya.
Hal senada juga dilakukan Josh Paul, mantan direktur urusan kongres dan publik di Biro Urusan Politik-Militer. Pada Oktober lalu ia secara terbuka menyatakan undur diri usai muak dengan sikap Joe Biden yang terus mendukung Israel.
Kemudian ada ily Greenberg Call. Ia merupakan asisten khusus kepala staf di Kementerian Dalam Negeri AS. Dikutip dari Guardian, Call menuduh Joe Biden menggunakan orang Yahudi untuk membenarkan kebijakan AS dalam konflik tersebut.
Baca juga: Israel Klaim Ada Terowongan Hamas dari Rafah ke Sinai, Mesir Langsung Bereaksi
“Dulu saat bergabung dengan pemerintahan saya yakini memiliki visi yang sama dengan negaranya. Namun, dengan hati nurani saya tidak dapat lagi mewakili pemerintahan ini,” tulis Call.
“Dia menjadikan orang-orang Yahudi sebagai wajah mesin perang Amerika. Dan itu sangat salah,” kecam Call.