Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Uang Berdarah' dari Gaza, Industri Pertahanan Israel Cuan Besar, Pakar: Tapi Itu Bunuh Diri Politik

Perusahaan pertahanan di Israel menghasilkan begitu banyak keuntungan sejak perang di Jalur Gaza dikobarkan.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 'Uang Berdarah' dari Gaza, Industri Pertahanan Israel Cuan Besar, Pakar: Tapi Itu Bunuh Diri Politik
AFP/JACK GUEZ
Pemandangan menunjukkan kendaraan udara tak berawak 'Elbit Hermes 900' di Pangkalan Angkatan Udara Palmachim Israel, (5 Juli 2023). (JACK GUEZ/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan-perusahaan industri pertahanan di Israel dilaporkan menghasilkan begitu banyak keuntungan sejak perang di Jalur Gaza pecah.

Sebagai contoh, Rafael Advanced Defense Systems dan Elbit System meraup pendapatan hampir $15 miliar pada tahun 2023 jika keuntungan keduanya digabungkan.

Perusahaan-perusahaan itu memproduksi berbagai senjata mulai dari pesawat nirawak, kendaraan lapis baja, hingga rudal serang dan rudal pertahanan yang digunakan tentara Israel untuk melawan Hamas, Hizbullah, dan Houthi.

Diperkirakan perusahaan pertahanan Israel akan terus menimba untung hingga sepanjang tahun 2024.

Dilansir dari Sputnik News, Israel adalah salah satu eksportir senjata terbanyak di dunia. Bahkan, jumlahnya mencapai hampir 2,5 persen dari pasar senjata dunia antara tahun 2019 dan 2023.

Negara-negara yang kerap membeli senjata Israel di antaranya Amerika Serikat (AS), Inggris, negara-negara Eropa, Azerbaijan, India, dan Vietnam.

Pesawat nirawak dan rudal canggih Israel menjadi salah satu senjata yang paling dicari di dunia ini.

BERITA REKOMENDASI

Ekspor senjata Israel dikurangi pada kuarter keempat tahun 2023 karena orientasinya diarahkan untuk kebutuhan dalam negeri.

Orang-orang berjalan di sekitar reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada 8 Oktober 2023
Orang-orang berjalan di sekitar reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada 8 Oktober 2023 (AFP/MOHAMMED ABED)

Israel menggunakan banyak bantuan dari AS untuk memproduksi senjata dan mendukung riset pertahanan.

Meski demikian, harus dicatat bahwa perang di Gaza juga memunculkan dampak buruk bagi industri pertahanan Israel.

Pakar menyebut reputasi politik Israel setelah perang di Gaza mungkin tak akan bisa seperti sebelumnya.

Baca juga: Ditekan AS, Israel-Mesir Sepakat Buka Perlintasan Rafah di Gaza, Pasukan Zionis Angkat Kaki Dulu

“Saya tidak berpikir bahwa itu adalah pertunjukan senjata militer yang paling agung,” kata pengamat militer sekaligus pensiunan Letkol AS bernama Earl Rasmussen.

Dia menduga beberapa permintaan akan senjata Israel akan berkurang. Rasmussen menyebut reputasi politik internasional Israel juga harus diperhitungkan.

“Dalam bidang politik, Israel telah mengucilkan dirinya sehubungan dengan apa yang sedang terjadi di Gaza saat ini. Dan Anda juga melihat apa yang seharusnya langkah masuk dan keluar yang cepat kini telah melambat hingga 7 bulan, dan saya tidak tahu apakah ada akhir yang terlihat hingga mereka meratakan Jalur Gaza,” ujar Rasmussen.

Dia mengatakan negara-negara yang tertarik dengan senjata canggih Israel bisa saja nanti memilih membeli senjata dari negara lain.

Hal itu, kata dia, mengingat adanya tindakan yang disebut “genosida” dan “pembersihan etnis” yang kini terjadi di Gaza.

Seorang mantan diplomat Italia dan penasihan kebijakan luar negeri Italia bernama Marco Carnelos juga memiliki pendapat serupa.

Carnelos mengatakan perang di Gaza mungkin bermanfaat bagi industri militer Israel. Namun, hal itu adalah bunuh diri politik.

“Berbicara secara politik, saya tidak melihat bagaimana Israel mendapat manfaat dengan mengobarkan perang di Gaza,” kata Carnelos.

“Para pemimpin tingginya mendapat surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional dan penghakiman atas genosida terhadap Israel sedang menuunggu keputusan Mahkamah Internasional.”

Menurut dia, tentara Israel mendapatkan pengetahuan lebih mendalam tentang perang perkotaan di Gaza selama 7 bulan terakhir.

Namun, lawannya, yakni Hamas, juga mendapatkan hal yang sama karena hingga saat ini masih mampu melawan pasukan Israel.

Baca juga: Media Timur Tengah: Barat Ulur Waktu agar Israel Capai Tujuan Akhirnya, yakni Kehancuran Gaza

“Pertanyaan yang sebenarnya tetap ada: Apakah itu sebanding dengan bencana politik demi mendapatkan pengalaman militer yang lebih baik” Saya amat meragukannya.”

Dia menyebut konsekuensi politik dan strategisnya bisa sangat besar bagi Israel.

Kata dia, kemampuan pertahanan dan reputasi Israel di mata dunia telah “bonyok” karena perang di Gaza.

Hamas membuktikan masih bisa melawan operasi militer darat Israel di Gaza. Di samping itu, Israel, AS, dan sekutu Eropa-nya terbukti gagal menghentikan milisi Houthi yang mendukung Gaza.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas