Blinken Telepon Saudi, Yordania dan Turki, Minta Dukungan soal Proposal Gencatan Senjata Terbaru
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan panggilan telepon dengan diplomat tinggi Yordania, Arab Saudi dan Turki pada Jumat (31/5/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan panggilan telepon dengan diplomat tinggi Yordania, Arab Saudi dan Turki pada Jumat (31/5/2024).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
Ia mengatakan pembicaraan telepon tersebut ketika Blinken berada di pesawat saat kembali dari pertemuan NATO di Praha.
Dalam panggilan telepon tersebut, Blinken menelepon para pemimpin Arab tersebut untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Menurut Blinken, usulan gencatan senjata tersebut adalah yang terbaik untuk kedua pihak.
"Blinken menggarisbawahi bahwa proposal tersebut demi kepentingan Israel dan Palestina, serta keamanan jangka panjang di kawasan itu”, kata Miller, dikutip dari The New Arab.
Sebelumnya, Joe biden mengumumkan usulan proposal gencatan senjata baru yang mengejutkan.
Proposal tersebut berisi dengan gencatan senjata total selama enam minggu dan penarikan Israel dari wilayah berpenduduk Gaza serta pertukaran sandera.
Biden mengklaim usulan ini adalah langkah paling efektif untuk meredakan perang yang sedang berlangsung dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan.
"Dengan gencatan senjata, bantuan dapat didistribusikan dengan aman dan efektif kepada semua yang membutuhkannya," katanya, dikutip dari Al Mayadeen.
Rencana 3 Fase Biden untuk Gencatan Senjata di Gaza
Dalam proposal terbaru, Biden mengumumkan gencatan senjata dibagi menjadi 3 fase, di antaranya:
Fase pertama, gencatan senjata enam minggu akan dilaksanakan.
Baca juga: Proposal Genjatan Senjata Baru yang Digaungkan Presiden AS Joe Biden Dianggap Perkeruh Keadaan
Selama periode ini, pasukan Israel akan mundur dari Gaza dan penukaran sandera dengan tahanan Palestina.
Warga sipil Palestina, termasuk mereka yang berada di Gaza utara, akan dipulangkan.
Sementara untuk bantuan, Israel akan memperbolehkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza sebanyak 600 truk setiap harinya.
Fase kedua, Perundingan antara Hamas dan Israel akan dimulai.
Perundingan ini nantinya akan merundingkan syarat-syarat untuk mengakhiri permusuhan secara permanen.
Meski perundingan dimulai, gencatan senjata sudah mulai diberlakukan pada tahap ini.
Fase ketiga, rencana rekonstruksi komprehensif untuk Gaza akan dimulai.
Konflik Palestina vs Israel
Lebih dari 36.000 warga Palestina tewas terbunuh akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Sementara lebih dari 82.000 warga lainnya mengalami luka-luka akibar serangan Israel.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Antony Blinken, Joe Biden dan Konflik Palestina vs Israel