Gagal Sergap Hamas, Tentara Israel Tewas Diledakkan di Terowongan, IDF Tutupi Kematiannya
Tentara Israel tewas diledakkan di terowongan Jabalia Gaza utara setelah gagal menghadapi Brigade Al-Qassam. IDF menutupi kematiannya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas), Brigade Al-Qassam, mengungkapkan rincian operasi di Kamp Jabalia, Jalur Gaza utara.
Brigade Al-Qassam mengatakan pejuangnya membunuh, menangkap dan melukai semua anggota pasukan tentara pendudukan Israel di dalam terowongan.
Dalam video itu, Brigade Al-Qassam menjelaskan, tentara Israel awalnya mengirim drone mata-mata ke dalam terowongan sebelum mengirim tentaranya.
“Pejuang Brigade Al-Qassam memikat tentara pendudukan ke dalam terowongan, setelah itu tentara pendudukan (Israel) membawa pesawat Doron ke dalam terowongan untuk menjelajahinya, namun gagal mendeteksi pejuang perlawanan," tulis Brigade Al-Qassam dalam video yang diposting di Telegram, Sabtu (1/6/2024).
"Segera setelah pesawat berangkat, pejuang perlawanan maju ke lokasi penyergapan sesuai dengan rencana yang telah disepakati sebelumnya," lanjutnya.
Tentara Israel kemudian memasuki terowongan itu, namun pejuang Brigade Al-Qassam telah menyambut mereka.
"Ketika tentara mencapai tempat penyergapan di dalam terowongan, pejuang perlawanan bentrok dengan mereka dari jarak nol," katanya.
“Perlawanan membunuh dua tentara dan meledakkan mata terowongan," lanjutnya.
Kemudian tentara Israel menggali daerah sekitar mata terowongan sampai ke jalurnya.
Tentara Israel itu membawa lebih banyak tentara untuk masuk lagi ke terowongan karena yakin pejuang Brigade Al-Qassam telah mundur dari tempat itu.
Pejuang Brigade Al-Qassam bersembunyi di tempat lain di terowongan dan menanam bom yang disamarkan.
Baca juga: Pemerintah Israel Tak Akan Hentikan Perang di Gaza Meski Hamas Bebaskan Semua Sandera
“Bertentangan dengan perkiraan musuh, musuh melakukan penyergapan baru di dalam terowongan, di mana mereka menanam bom yang disamarkan," kata Brigade Al-Qassam.
Namun, tentara Israel salah perhitungan karena pejuang Brigade Al-Qassam masih berada di sana.
"Ketika musuh membawa pasukan pendukung tambahan, pejuang perlawanan bentrok dengannya dan meledakkan sebuah bahan peledak perangkat di dalamnya, lalu mereka meledakkan terowongan setelah keluar dari sana," katanya.
Brigade Al-Qassam Tampilkan Foto Mayat Tentara Israel
Dalam operasi itu, sejumlah tentara Israel menjadi tawanan, tewas, atau terluka.
"Operasi tersebut menyebabkan tentara pendudukan menjadi tawanan, terluka, dan tewas, selain fakta bahwa pejuang perlawanan menyita peralatan sejumlah tentara," katanya.
Brigade Al-Qassam lalu menampilkan foto mayat seorang tentara Israel dalam video tersebut.
“Yang boleh dipublikasikan adalah identitas dan foto salah satu tentara yang terbunuh dan jenazahnya disita oleh Brigade Al-Qassam. Anda mengenalnya dengan baik. Mengapa Anda berbohong kepada audiens Anda?" katanya.
Video itu tidak mengungkapkan identitas tentara Israel yang tewas itu dan meminta pemerintah serta militer Israel untuk mengenali mayat tersebut.
"Apakah dia salah satu tentara bayaran yang belum Anda umumkan sejak 7 Oktober? Atau apakah rasisme Anda hadir bahkan dalam perbedaan antara orang mati?" lanjutnya.
Brigade Al-Qassam juga menyita peralatan militer tentara Israel yang tewas sebelum mundur dari tempat itu.
Selain itu, Brigade Al-Qassam meminta keluarga para tentara Israel yang tewas agar tidak percaya pada pemerintahnya karena mereka menutupi kematian mereka.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.379 jiwa dan 82.407 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (1/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel