Risiko Perang Besar, AS Minta Israel Tak Bombardir Hizbullah di Lebanon
Risiko perang besar, AS meminta Israel tidak serang Hizbullah di Lebanon selatan. Israel mengancam akan tingkatkan eskalasi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) meminta Israel agar tidak meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah di Lebanon selatan.
AS meminta Israel menghindari kemungkinan perang baru melawan Hizbullah saat Israel belum mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza.
Sebelumnya, AS menyatakan prihatin dengan pesan dari pejabat militer Israel yang mengatakan mereka siap menyerang Hizbullah dan meningkatkan ketegangan di Lebanon selatan.
“Kami tidak mendukung perang komprehensif dengan Hizbullah, dan peningkatan ketegangan dalam konflik ini adalah sesuatu yang membuat kami khawatir, dan kami telah berusaha untuk mengendalikannya sejak 7 Oktober," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam jumpa pers, Selasa (4/6/2024) malam.
“Tidak ada seorang pun yang menginginkan suasana konflik di tingkat regional sambil berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza, mengingat ketegangan antara Israel dan Lebanon, yang meningkat dari waktu ke waktu, tidak dapat diselesaikan melalui konflik," ujarnya.
Menurutnya, permusuhan antara Israel dan Hamas harusnya diselesaikan secara diplomasi.
"Masalah seharusnya diselesaikan hanya melalui diplomasi," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan AS ini muncul setelah Kepala Staf tentara pendudukan Israel, Herzi Halevy, mengancam Hizbullah, Israel siap menyerang posisi Hizbullah di Lebanon.
“Kami mendekati titik di mana keputusan harus diambil, dan tentara Israel sangat siap dengan keputusan ini,” kata Herzi Halevy, Selasa (4/6/2024).
Sebelumnya, Hizbullah meluncurkan pawai rudal ke Israel utara pada Minggu (2/6/2024) dan Senin (3/6/2024).
Serangan itu menyebabkan kebakaran di lebih dari 16 titik hingga Israel mengerahkan 16 tim pemadam kebakaran untuk memadamkannya selama berjam-jam.
Baca juga: 3.500 Hektar Lahan Israel Hangus Terbakar akibat Serangan Roket Hizbullah, Hutan Lindung Hancur
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.550 jiwa dan 82.959 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (4/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel