AS & Konco-konconya Kirim Senjata ke Ukraina, Rusia Siap Balas dengan Persenjatai Musuh AS
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengklaim negaranya siap mempersenjatai musuh-musuh Amerika Serikat.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengklaim negaranya siap mempersenjatai musuh-musuh Amerika Serikat (AS).
Menurut Medvedev, hal itu adalah balasan Rusia atas tindakan AS dan sekutunya yang mengirim senjata ke Ukraina.
“Ini perubahan yang agak signifikan dalam kebijakan luar negeri kami,” kata Medvedev di akun media sosial X miliknya pada hari Kamis, (7/6/2024).
Medvedev berujar bahwa “warga AS dan anjing ngiler mereka” merasa berhak untuk mengirim semua jenis senjata ke Ukraina guna menghancurkan Rusia dengan cara apa pun.
Selain itu, kata Medvedev, AS dan kawan-kawannya mengancap pihak mana pun yang akan menyediakan senjata untuk pertahanan Rusia.
“Kini AS dan sekutunya mungkin akan mendapat pengalaman langsung diserang dengan senjata Rusia oleh pihak ketiga,” ujarnya.
“Orang-orang ini, atau daerah ini sengaja tidak dinamai, tetapi orang-orang itu bisa saja semua yang menganggap AS dan kawan-kawannya sebagai musuh mereka, terlepas dari pandangan politik mereka dan pengakuan internasiona,” kata mantan Presiden Rusia itu.
AS dan sekutunya sudah lama mengklaim bahwa tindakan memberikan senjata kepada Ukraina senjata tidak akan membuat mereka menjadi pihak yang berkonflik dengan Rusia.
Bahkan, AS dan sekutunya mengumumkan sejumlah batasan mengenai penggunaan senjata kiriman itu oleh Ukraina.
Adapun pekan lalu sejumlah negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengizinkan serangan Ukraina ke daerah yang dianggap sebagai wilayah Rusia.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu menyinggung senjata jarak jauh yang diberikan oleh Barat kepada Ukraina.
Baca juga: Rusia Akan Serang London jika Ukraina Nekat Gunakan Senjata Inggris untuk Serang Rusia
Dia mengungkapkan sejumlah respons Rusia atas penggunaan senjata itu.
Respons pertama ialah menguatkan sistem pertahanan udara Rusia untuk menghancurkan rudal yang datang.
Kemudian, dia mempertimbangkan untuk mengirim senjata ke wilayah-wilayah di dunia ini.
“Senjata itu akan digunakan untuk melawan pangkalan rahasia di negara-negara itu,” ucap Putin dikutip dari Russia Today.
Putin menyebut jika provokasi Barat berlanjut dan kemudian terlibat langsung dalam perang di Ukraina, Rusia punya hak untuk melakukan hal yang sama.
“Ini solusi atas masalah yang sangat serius,” katanya memperingatkan.
Rusia ancam serang London
Beberapa waktu lalu Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia mengancam akan menyerang London jika Ukraina nekat menggunakan senjata Inggris untuk menyerang wilayah Rusia.
Peringatan itu disampaikan lewat pernyataan kepada Duta Besar Inggris untuk Rusia, Nigel Casey.
Casey bersama dengan Duta Besar Prancis untuk Rusia, Pierre Levy, dipanggil oleh Rusia pada hari Senin, (6/5/2024).
Kemenlu Rusia mengatakan Casey dipanggil setelah ada pernyataan dari David Cameron.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-835: Nyali Joe Biden Menciut saat Putin Ancam AS dan Barat
Dalam pernyataannya, Angkatan Bersenjata Ukraina berhak menggunakan senjata Inggris untuk menyerang Rusia.
Kemenlu Rusia kemudian melancarkan protes sehubungan dengan pernyataan Cameron tersebut.
“Kemenlu Rusia menyoroti kontradiksi di antara pernyataan Cameroan saat ini dan pernyataannya sebelumnya ketika dia berjar bahwa rudal jarak jauh “tidak” akan pernah digunakan untuk menyerang wilayah Rusia,” kata Kemenlu Rusia dikutip dari Pravda Rusia.
“Retorika seperti itu menunjukkan bahwa London secara de facro menjadi pihak dalam konflik," katanya menambahkan.
Kemenlu Rusia kemudian menyebutkan potensi serangan balasan jika Ukraina nekat menggunakan senjata Inggris untuk menyerang negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu.
“Casey diperingatkan bahwa setiap fasilitas militer dan senjata Inggris apa pun di wilayah Ukraina dan lainnya bisa menjadi target dalam balasan atas serangan Ukraina ke Rusia dengan senjata Inggris.”
Rusia turut meminta Casey untuk membantah pernyataan Cameron yang menurutnya provokatif.
Sementara itu, Cameron pada hari Kamis, (2/5/2024), menjanjikan bantuan militer tahunan kepada Ukraina sebesar 3 miliar pound “sepanjang negara itu membutuhkannya”.
Dia juga mengatakan London tak keberatan jika senjata Inggris digunakan di dalam wilayah Rusia.
“Kami baru saja mengosongkan segala yang bisa kami kosongkan perihal pemberian peralatan,” kata dia saat diwawancarai Reuters di Kiev, ibu kota Ukraina.
(Tribunnews/Febri)