PBB Masukkan Israel dalam 'Daftar Hitam', Sejajar dengan ISIS, Al-Qaeda, dan Boko Haram
Menurut harian Israel Yedioth Ahronoth, usaha Israel untuk membujuk Guterres agar menghindari tindakan ini telah gagal.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Daftar hitam tahun lalu mencakup Afghanistan, Kolombia, Kongo, Irak, Mali, Myanmar, Somalia, Sudan, Yaman, dan Suriah, serta kelompok bersenjata ekstremis Al-Qaeda, ISIS, Al-Shabaab, dan Boko Haram.
Tentara Rusia juga masuk dalam daftar hitam tahun lalu karena menyerang sekolah dan rumah sakit Ukraina dan memindahkan anak-anak dari Ukraina ke Rusia.
Guterres mengecualikan Israel dari daftar tersebut pada tahun 2023 meskipun mencatat pelanggaran berat terhadap 1.139 anak-anak Palestina, termasuk 54 pembunuhan.
Sebaliknya, ia menyambut baik “keterlibatan Israel” dengan Gamba dan “identifikasi tindakan praktisnya, termasuk yang diusulkan oleh PBB” untuk melindungi anak-anak.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 36.000 warga Palestina, termasuk sekitar 15.500 anak-anak dan 10.300 wanita, telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza. Jumlah korban luka selama perang genosida melampaui 80.000 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Jumlah ini belum final, karena ribuan lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan atau di jalanan, dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena serangan Israel yang terus-menerus.
“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari,” kata Guterres pada November lalu.
“Lebih banyak jurnalis yang dilaporkan terbunuh dalam periode empat minggu dibandingkan konflik mana pun dalam setidaknya tiga dekade.”
Israel marah
PM Benjamin Netanyahu menanggapi keputusan Sekjen PBB itu mengatakan, "PBB hari ini menempatkan dirinya di daftar hitam sejarah, ketika bergabung dengan pendukung pembunuh Hamas. IDF adalah tentara paling bermoral di dunia, dan keputusan PBB yang konyol ini tidak dapat mengubah itu."
Duta Besar Israel untuk PBB hari Jumat waktu setempat (7/6/2024) mengaku muak dengan keputusan PBB yang memasukkan tentara Israel dalam daftar negara dan angkatan bersenjata yang merugikan dan melukai anak-anak selama perang.
"Saya sangat terkejut dan muak dengan keputusan memalukan ini," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, dalam sebuah pernyataan. "Tentara Israel adalah tentara paling bermoral di dunia dan Anda tahu itu. Ini adalah keputusan tidak bermoral yang hanya membantu terorisme dan memberi imbalan kepada Hamas."