Hamas Umumkan 3 Sandera Tewas usai Israel Luncurkan Operasi Militer di Nuseirat
Hamas mengumumkan 3 sandera tewas setelah Israel meluncurkan operasi militer di kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan terbunuhnya tiga sandera dalam operasi militer Israel di Nuseirat, Jalur Gaza tengah pada Sabtu (8/6/2024).
Satu dari tiga sandera tersebut adalah warga negara Amerika Serikat (AS).
“Kami informasikan kepada Anda bahwa sebagai imbalannya, tentara Anda membunuh 3 tahanan di kamp yang sama, salah satunya memiliki kewarganegaraan Amerika," kata Brigade Al-Qassam kemarin.
“Tawanan Anda tidak akan dibebaskan kecuali tahanan kami dibebaskan,” tambahnya.
Pengumuman itu menyusul operasi militer Israel pada hari Sabtu di mana empat sandera dibebaskan dari dua lokasi di Nuseirat.
Brigade Al-Qassam tidak merilis nama-nama sandera yang dikatakan terbunuh.
Video tersebut hanya menunjukkan tiga mayat tak dikenal dengan wajah mereka yang disensor.
Brigade Al-Qassam mengatakan pemerintah Israel akan membunuh sejumlah sandera dalam operasi militer lainnya jika mereka tidak segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata.
Israel Bebaskan 4 Sandera dalam Pembantaian di Kamp Nuseirat
Pada Sabtu (8/6/2024), Israel berhasil memulangkan empat sandera yang terdiri dari Noa Argamani (25), Almog Meir Jan (21), Andrei Kozlov (27), dan Shlomi Ziv (40) dalam operasi militer di dua lokasi terpisah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah.
Dalam operasi militer itu, 274 warga Palestina tewas akibat pemboman Israel.
Baca juga: Pembantaian Nuseirat Demi Pembebasan 4 Sandera: AS Malah Puji Israel, Ini Seruan Hamas
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengomentari operasi militer Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
“Musuh mampu, dengan melakukan pembantaian yang mengerikan, untuk membebaskan beberapa tahanannya, namun pada saat yang sama mereka membunuh beberapa dari mereka selama operasi tersebut,” katanya kemarin.
Ia menekankan operasi tersebut akan menimbulkan bahaya besar bagi tawanan Israel dan akan berdampak negatif pada kondisi dan kehidupan mereka.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.084 jiwa dan 83.530 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (10/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel