Menteri Haji Arab Saudi Larang Slogan-slogan Terkait Gaza di Mekah: Haji adalah Ibadah
Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah melarang slogan-slogan bermuatan politik di Mekah selama ibadah Haji, Kamis (6/6/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah, melarang slogan-slogan bermuatan politik di Mekah selama ibadah Haji, Kamis (6/6/2024).
"Haji adalah untuk ibadah, bukan untuk slogan-slogan politik apapun," jawabnya, ketika ditanya wartawan terkait aturan dan tindakan hukum mengenai hal ini, dikutip dari Middle East Eye.
"Inilah yang sedang diupayakan oleh para pemimpin Kerajaan, memastikan haji benar-benar mewujudkan tingkat ketaatan, ketenangan, dan spiritualistas tinggi," tambahnya.
Al-Rabiah pun menyoroti tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap aturan-aturan yang diterapkan selama ibadah Haji di tahun-tahun sebelumnya.
Kurang lebih 1,2 juta umat Islam telah tiba di Mekah dalam sepekan terakhir untuk melangsungkan ibadah Haji.
Mahkamah Agung Saudi pada Kamis, mengumumkan ibadah haji tahunan akan dimulai pada 14 Juni dan Idul Adha akan diperingati dua hari kemudian.
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban agama bagi semua Muslim yang sehat, mampu secara finansial, berakal sehat, dan cukup umur untuk menunaikan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup.
Perang Israel yang menghancurkan di Gaza telah menuai kecaman dari umat Islam di seluruh dunia.
Akan tetapi, protes untuk menunjukkan solidaritas untuk Gaza adalah tindakan ilegal di Arab Saudi.
Pemerintah juga menekan sebagian besar kebebasan berekspresi.
Para imam Saudi yang pro-pemerintah telah berdoa secara terbuka untuk Gaza dan Palestina dalam khotbah Jumat mingguan sejak bulan Oktober.
Baca juga: Kampanye All Eyes On Papua Ramai di Medsos, Wapres: Libatkan Masyarakat Adat dalam Pembangunan Papua
Tapi, dengan aturan baru diumumkan oleh Menteri Haji, ekspresi seperti itu mungkin saja akan dibatasi.
Arab Saudi belum secara resmi mengakui Israel sejak negara tersebut didirikan pada 1948.
Arab Saudi telah menjadi penentang dan pengkritik keras sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)