Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bagaimana Bom 'Bodoh' Era Soviet Berubah Jadi 'Pintar' Menghancurkan Donbass

Rusia menggunakan rudal dan drone Shahed dengan daya jangkau ratusan meter untuk menghancurkan puluhan pembangkit listrik.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Bagaimana Bom 'Bodoh' Era Soviet Berubah Jadi 'Pintar' Menghancurkan Donbass
Kementerian Pertahanan Rusia
Pilot jet tempur Su-34 sedang mengecek pesawat yang membawa bom FAB-1500 sebelum menyerang Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina mengakui bahwa 75 persen infrastruktur energi mereka hancur akibat pengeboman oleh Angkatan Udara Rusia yang dilakukan secara massif dalam beberapa bulan belakangan.

Di wilayah Ukraina bagian tengah dan barat, Rusia menggunakan rudal dan drone Shahed dengan daya jangkau ratusan meter untuk menghancurkan puluhan pembangkit listrik.

Sementara di wilayah timur atau Donbass, pasukan Vladimir tak perlu menggunakan rudal dan Shahed yang harganya relatif mahal.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-837: Biden Peringatkan Putin Tak akan Berhenti di Ukraina

Rusia diyakini memaksimalkan pemakaian 'dumb bomb' atau bom bodoh saat penyerangan di wilayah Donbass. Senjata produksi era Uni Soviet membombardir puluhan infrastruktur dan diyakini telah membunuh ribuan pasukan Volodymyr Zelensky.

Defense Express dalam sebuah artikelnya menyebutkan bahwa Rusia menggunakan bom 'bego' jenis Fugasnaya Aviatsionnaya Bomba (FAB) yang diproduksi pada era Soviet dan jumlahnya sangat banyak. Bom ini digunakan Rusia untuk menghancurkan wilayah-wilayah musuh di Donbass.

Sejatinya FAB merupakan bom yang dijatuhkan dari pesawat dan meluncur menuju sasaran yang berada di bawahnya, hal itu yang membuat senjata tersebut dinamakan bom 'bodoh'.

Pada 2023 lalu, Moskow menggunakan FAB-250 untuk menyerang Ukraina. Meski bentuknya masih kaku seperti tabung gas LPG, namun bom luncur ini sudah bisa digunakan menyerang menuju sasaran tanpa pemandu.

Berita Rekomendasi

Media militer asal Ukraina tersebut menyebut FAB-250 telah dilengkapi dengan modul Unifitsirovannyi Modul Planirovaniya Korrektsii (UMPK)atau modul peluncuran dan koreksi terpadu.

Modul tersebut dilengkapi dengan sayap lipat, mampu meluncur sejauh 10 kilometer menuju sasaran.

Dikembangkan jadi Lebih Berat

Sukses dengan FAB 250, Rusia ternyata mengembangkan FAB seri berikutnya. Tak tanggung-tanggung FAB-500 dan FAB-1500 langsung digunakan dalam peperangan tahun berikutnya. Kedua seri ini juga menggunakan modul UMPK dengan sayap lipat.

Baca juga: Zelensky Sebut Rusia Gagal Dalam Operasi Militer di Kharkov

CNN mengabarkan, FAB-1500, senjata seberat 1,5 ton yang hampir setengahnya terdiri dari bahan peledak berkekuatan tinggi. Rudal ini dikirim dari atas dengan jet tempur Su-34 dan Su-35 dari jarak sekitar 60-70 kilometer di luar jangkauan pertahanan udara Ukraina.

FAB-1500 adalah contoh lain bagaimana Rusia berperang di Ukraina, menimbulkan kehancuran besar-besaran sebelum mencoba mengambil alih wilayah tersebut.

Kota Avdiivka di Donetsk, hancur lebur dan dengan mudah dikuasai oleg pasukan Vladimir Putin, setelah kota itu dalam beberapa hari dihujani oleh FAB-500 dan FAB-1500 pada Februari lalu.

Video-video terbaru dari garis pertempuran di wilayah Donetsk menggambarkan kekuatan luar biasa dari bom-bom ini ketika menghantam pembangkit listrik tenaga panas, pabrik-pabrik dan blok menara – tempat dimana Ukraina mengoordinasikan pertahanan mereka.

Bom FAB-500 diluncurkan dari jet tempur Rusia di wilayah Ukraina
Bom FAB-500 diluncurkan dari jet tempur Rusia di wilayah Ukraina (Telegram via Strana)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas