Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Yakuza, Gengster Tokuryu Ancaman Baru Kejahatan di Jepang, Bergerak Secara Anonim

Kejahatan semacam ini menimbulkan tantangan yang semakin besar bagi aparat penegak hukum Jepang dan ancaman terhadap ketertiban masyarakat.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Bukan Yakuza, Gengster Tokuryu Ancaman Baru Kejahatan di Jepang, Bergerak Secara Anonim
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
FOTO ILUSTRASI. Tato salah seorang pimpinan Yakuza Jepang. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Sebagai aktor cilik, Kirato Wakayama adalah salah satu pemuda yang paling dikenal di Jepang.

Dia membintangi serial pahlawan super Kamen Rider dan remake live-action tahun 2014 dari Kiki's Delivery Service karya animator Jepang Hayao Miyazaki.

Kini di usia 20 tahun, ia berada di balik jeruji besi menunggu persidangan atas dugaan pembunuhan yang mengerikan terhadap pasangan suami istri di Tokyo, yang mayatnya hangus ditemukan di hutan Nasu, 200 km sebelah utara ibu kota pada bulan April lalu.

Wakayama, yang kabarnya berada dalam kesulitan keuangan, diduga termasuk diantara banyak anak muda yang direkrut untuk Yamibaito (pekerja paruh waktu) dengan janji bayaran yang tinggi untuk pekerjaan "tertentu".

Namun pekerjaan semacam itu seringkali ilegal dan mencakup banyak hal, mulai dari pembunuhan hingga perampokan bersenjata, penipuan, dan perdagangan narkoba.

Sebagian besar Yamibaito diatur oleh kelompok kuasi-gangster tokuryu (tanpa nama/anonim).

Dimana sindikat Yakuza hierarki tradisional  yang selama ini dikenal luas telah berubah.

Baca juga: Yakuza: Asal usul mafia Jepang yang sangat ditakuti dan bagaimana nasibnya kini

BERITA REKOMENDASI

Dr Noboru Hirosue dari Pusat Penelitian Kriminologi Universitas Ryukoku mengatakan kepada The Straits Times bahwa sebagian besar orang yang cenderung menjadi korban skema Yamibaito adalah generasi muda yang gampang dipengaruhi yang berasal dari latar belakang bermasalah dan menginginkan gaya hidup glamor.

“Tetapi mereka diperlakukan sebagai pesuruh sekali pakai dan dalangnya tidak peduli jika mereka ditangkap,” kata mantan petugas di Kementerian Kehakiman Jepang ini.

Cara Rekrut Anggota

Ia mengamati bahwa orang-orang tertarik bergabung melalui perekrutan melalui iklan rekrutmen yang tidak jelas di media sosial yang tidak secara eksplisit menyebutkan apa saja syarat pekerjaan tersebut atau melalui undangan dari teman atau kenalan.

Kejahatan semacam ini menimbulkan tantangan yang semakin besar bagi aparat penegak hukum Jepang dan ancaman terhadap ketertiban masyarakat.

Pada tahun 2023, terdapat 19.033 kasus yang terkait dengan tokuryu, naik 8,3 persen dari tahun 2022.


Banyak kasus yang menjadi berita utama di halaman depan media Jepang akhir-akhir ini.

Misalnya pencurian toko jam tangan mewah di Ginza Tokyo pada siang hari bolong pada bulan Mei 2023 dan serangkaian perampokan dengan kekerasan di seluruh Jepang yang diatur oleh sindikat kejahatan Luffy yang terkenal dari balik jeruji besi di Filipina pada tahun 2023.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas