PBB Jebloskan Israel ke Daftar Hitam Pelaku Kejahatan Pada Anak
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambahkan Israel ke dalam "daftar hitam" negara-negara yang telah melakukan pelanggaran terhadap anak-anak
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambahkan Israel ke dalam "daftar hitam" negara-negara yang telah melakukan pelanggaran terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres setelah konflik bersenjata yang dilakukan Israel menyebabkan peningkatan kematian dan cedera pada anak-anak.
Naik sekitar sekitar 35 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya buntut penggunaan senjata peledak di wilayah padat penduduk oleh pasukan bersenjata dan keamanan Israel.
Baca juga: Ribuan Truk Bantuan Mandek di Mesir, Antre Masuk Gaza, tapi Israel Ngeyel Tutup Perlintasan Rafah
"Pada 2023, kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata mencapai tingkat ekstrim, dengan peningkatan pelanggaran berat yang mengejutkan sebesar 21 persen," demikian bunyi laporan PBB melansir Anadolu.
Menurut laporan tersebut, pada 2023, sebanyak 5.301 anak Palestina terbunuh, 6.348 anak terluka, 8.655 anak direkrut ke dalam kelompok bersenjata, 5.205 anak tidak diberi akses terhadap bantuan kemanusiaan, 2.491 anak ditahan karena memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata, dan 4.356 anak ditahan serta diculik.
Tak hanya itu para ahli PBB juga mengatakan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran kemanusian lainnya termasuk pemutilasian, kekerasan seksual, serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Serta pembatasan pengiriman makanan, air, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya hingga wilayah Palestina tersebut menghadapi ancaman kelaparan massal.
Konsekuensi Israel Masuk Daftar Hitam PBB
Dengan masuknya Israel ke daftar hitam PBB, negara-negara lain dapat menggunakan daftar ini untuk membatasi penjualan senjata kepada Israel.
Pihak-pihak yang dimasukkan dalam daftar hitam juga akan berada di bawah pengawasan ketat oleh komunitas internasional. Mereka diharapkan untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk menghentikan dan mencegah pelanggaran terhadap anak-anak.
Selain itu Negara atau kelompok yang masuk dalam daftar ini dapat menghadapi tekanan diplomatik yang signifikan dari negara-negara anggota PBB, berupa kecaman internasional, sanksi ekonomi, atau pembatasan hubungan diplomatik.
Baca juga: Isi Surat Yahya Sinwar ke Para Pimpinan Hamas di Luar Negeri: Biarlah Gaza Jadi Karbala Baru
Masuknya Israel daftar hitam berpotensi membawa stigma internasional dan merusak reputasi negara yahudi itu di mata dunia. Hal ini bisa berdampak negatif pada upaya mereka untuk mendapatkan dukungan internasional dalam berbagai isu.
Merespon putusan tersebut, Pejabat senior Palestina, Riad Malki menyambut baik langkah PBB yang memasukan Israel ke dalam daftar hitam. Sementara itu Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan bahwa keputusan ini sebagai sesuatu yang sangat keterlaluan dan salah.
"Saya merespons keputusan yang memalukan ini dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang harus masuk daftar hitam adalah Sekretaris Jenderal yang mendorong dan mendukung terorisme dan didorong oleh kebencian terhadap Israel," tulis Erdan di X.