Ribuan Tahanan Palestina Jadi Sasaran Tak Manusiawi Tentara Israel, Disuntik Zat Tidak Diketahui
Euro-Med Human RightsMonitor mengonfirmasi ribuan tahanan Palestina menjadi sasaran kekerasan tak manusiawi oleh tentara Israel, termasuk disuntik zat
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
"Saya ditahan selama dua bulan di pusat penahanan di seberang Rafah, setelah itu saya dipindahkan ke penjara Ashkelon. Saya ditahan di sana dengan tambahan 2 bulan masa tahanan."
"Di penjara, saya dan tahanan lain mengalami hari-hari yang sangat sulit. Kami mengalami pelecehan fisik dan psikologis yang parah setiap hari, termasuk pemukulan dan ejekan, serta serangan anjing, ancaman, dan serangan listrik."
"Bahkan, saya mengalami hal yang lebih buruk di Penjara Ashkelon. Saya dikurung di sel isolasi dan tidak makan selama 12 hari," cerita Marjan.
Marjan mengungkapkan, tentara Israel sengaja menyetrumnya untuk mendapatkan "pengakuan" tentang Hamas dan terowongan.
"Saya dipukuli saat saya menjawab tidak tahu karena saya warga sipil," ungkapnya.
"Kami harus menanggung pemukulan dan penyiksaan yang mengerikan selain diinterogasi setiap 10 hari," imbuh dia.
Baca juga: Iran: AS Pecundang Terbesar dalam Melawan Rakyat Palestina, Bantu Israel, tapi Percuma
Marjan juga menuturkan, banyak tahanan yang diberi suntikan yang zatnya tidak diketahui oleh tentara.
Ia sendiri sempat akan disuntik suntikan itu, tetapi menolak hingga dianiaya
"Saya dipukuli dan disetrum karena menolak disuntik menggunakan zat yang tidak diketahui jenisnya," ungkapnya.
Dalam kesaksian tahanan Palestina yang lain, SA (65), mengatakan saat ditangkap tentara Israel, ia dan tahanan lainnya ditutup matanya dan tidak tahu dibawa ke mana.
Pria yang enggan disebut namanya dengan alasan keamanan ini, mengatakan ia hanya ditahan selama 20 hari.
"Tapi, saat itu rasanya seperti 20 tahun. Kami dilecehkan, dipukuli, dan dihina setiap saat. Saat waktu tidur semakin dekat, mereka (tentara Israel) akan menyalakan musik menggunakan pengeras suara hingga membuat pintu bergetar," tutur SA.
Tak hanya itu, menurut SA, banyak orang-orang lanjut usia (lansia) lebih tua darinya yang ada di penjara Israel.
Bahkan, seorang tahanan disabilitas tuna wicara, juga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tentara Israel.