Apa yang Dilakukan Komando Operasi Khusus AS dan Agen Lapangan CIA di Gaza? Intelijen Israel Lemah
Bantuan dari agen lapangan intelijen AS membuktikan kelemahan Intelijen Israel. Terungkap JSOC pasukan komando khusus AS siap turun ke Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Apa yang Dilakukan Komando Operasi Khusus dan Agen Lapangan CIA, AS di Gaza? Intelijen Israel Lemah!
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan oleh surat kabar Amerika The Washington Post pada Jumat (14/6/2024 mengungkapkan bahwa Amerika Serikat memainkan "peran intelijen yang menentukan dalam operasi untuk membebasan empat tahanan Israel dari kamp Nuseirat" di Jalur Gaza tengah minggu lalu.
Informasi intelijen yang diberikan Washington kepada Tel Aviv berkontribusi untuk mengetahui lokasi para tahanan, menurut surat kabar tersebut.
Baca juga: Pasukan Elite SAS Inggris Terjun ke Gaza Sejak Awal Perang, AS Cuci Tangan Bantu Israel di Nuseirat
Kontribusi itu termasuk “foto-foto di atas kepala, yang merupakan foto sekunder dibandingkan dengan apa yang dikumpulkan Israel sendiri sebelum operasi tersebut.”
Pasukan IDF Menyamar di Gaza Dibantu Info Intelijen AS
Ulasan tersebut membahas tentang upaya AS yang “tidak biasa” dalam menemukan para tahanan Israel dengan menekankan kalau pihak AS tidak terjun langsung dalam operasi pembebasan itu sendiri.
"Dalam pelaksanaannya (kontribusi AS ke Israel) tidak melibatkan apa yang dapat dianggap sebagai upaya atau pencapaian yang tepat dalam arti militer," tulis apa yang dikutip Khaberni dari laporan Washington Post tersebut.
Dijelaskan, informasi intelijen AS itu digunakan pada infiltrasi dari pasukan Israel yang menyamar di antara penduduk Gaza yang kelaparan dan terlantar lewat truk bantuan kemanusiaan .
Bersamaan dengan 'pemusnahan' warga sipil Palestina dalam skala besar (korban 270 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Palestina), melalui serangan udara, operasi “penyelamatan yang berhasil” itu digembar-gemborkan sebagai kemenangan unik.
Libatkan Artificial Intelijen dan Program Komputer Canggih
Surat kabar itu mengatakan, "Badan intelijen AS memberikan dukungan yang luar biasa besarnya kepada rekan-rekan Israel mereka."
"Bantuan ini berkontribusi dalam menemukan para tahanan setelah “operasi pengumpulan intelijen besar-besaran.”"
The Washington Post mengutip sepuluh mantan dan pejabat intelijen AS dan Israel yang mengatakan bahwa sejak pecahnya perang di Gaza, Amerika Serikat telah mengintensifkan “pengumpulan informasi intelijen tentang gerakan Hamas di Gaza, dan telah membagikan informasi intelijen dalam jumlah yang tidak biasa berupa rekaman drone dan citra satelit, intersepsi komunikasi, dan analisis data menggunakan program canggih, beberapa di antaranya didukung oleh program komputer canggih berdasarkan kecerdasan buatan.”
Para pejabat Israel mengatakan kepada surat kabar tersebut kalau mereka berterima kasih atas bantuan Amerika, yang "dalam beberapa kasus memberikan Israel kemampuan unik yang tidak mereka miliki sebelum serangan mendadak lintas batas Hamas,".
"Meski berterima kasih, namun pada saat yang sama pihak Israel bersikeras kalau seringkali, Amerika Serikat tidak memberikan apa pun yang tidak dapat mereka (Israel) peroleh sendiri," menurut surat kabar tersebut.
Komunikasi Intens dengan Agen Lapangan JSOC dan CIA
Mengenai latar belakang peran Amerika, surat kabar tersebut melaporkan, mengutip pejabat Amerika, bahwa sejak Hamas melakukan operasi “Banjir Al-Aqsa” pada tanggal 7 Oktober 2023, “anggota Komando Operasi Khusus Gabungan (JSOC) Angkatan Darat AS telah mulai bekerja berdampingan dengan petugas Badan Pusat INtelijen (CIA) di Israel.