Israel Umumkam Jeda Pertempuran Harian dari Jam 8 Pagi hingga Jam 7 Malam di Wilayah Salah al-Din
Israel umumkan jeda pertempuran pada jam-jam tertentu setelah 8 tentaranya tewas di Gaza.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan akan menghentikan sementara pertempuran di bagian selatan Gaza.
Melalui akun X, IDF menyebut pertempuran dihentikan guna memungkinkan bantuan memasuki wilayah yang terkepung itu.
Jeda akan dimulai pada jam 8 pagi waktu setempat hingga jam 7 malam, yang akan diulang setiap harinya hingga pemberitahuan lebih lanjut.
"Untuk meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza dan mengikuti diskusi tambahan terkait dengan PBB dan organisasi internasional, jeda taktis lokal terhadap aktivitas militer untuk tujuan kemanusiaan akan dilakukan mulai pukul 08:00 hingga 19:00 setiap hari hingga pemberitahuan lebih lanjut di sepanjang jalan yang mengarah dari Persimpangan Kerem Shalom ke Jalan Salah al-Din dan kemudian lebih jauh ke utara," tulis IDF di X, Minggu (16/6/2024).
8 Tentara Israel Tewas
Pengumuman ini muncul setelah delapan tentara Israel tewas pada hari Sabtu (15/6/2024) dalam serangan Hamas di kota selatan Rafah.
Dilansir The New Arab, militer Israel mengatakan para tentara tersebut tewas ketika kendaraan lapis baja Namer yang mereka tumpangi meledak di dekat kota Rafah di ujung selatan Gaza, tempat tentara terlibat dalam pertempuran jalanan yang sengit.
“Terjadi kerusakan yang sangat serius pada kendaraan dan penumpangnya, serta ledakan besar sehingga sulit untuk mengidentifikasi dan menemukan lokasi jenazah,” kata IDF.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan dalam jumpa pers yang disiarkan televisi bahwa ledakan itu tampaknya berasal dari alat peledak yang ditanam di daerah tersebut atau dari penembakan rudal anti-tank.
Kematian personel yang terjadi pada hari Sabtu itu merupakan salah satu kerugian terberat bagi IDF sejak mereka memulai serangan darat di Gaza pada tanggal 27 Oktober 2023.
Jumlah tentara Israel yang tewas sejak saat itu mencapai 306 orang.
Sebelumnya pada 22 Januari, 21 tentara Israel tewas ketika tembakan granat berpeluncur roket (RPG) menghantam sebuah tank di dekat dua bangunan yang mereka persiapkan untuk diledakkan.
Baca juga: Israel Tarik Pasukan di Sepanjang Jalan Selatan Jalur Gaza setelah Hamas Sergap IDF
Insiden itu merupakan insiden tunggal terbesar yang menewaskan banyak tentara.
Sementara itu di Rafah, para saksi mata melaporkan adanya pertempuran antara militan Palestina dan pasukan Israel di bagian barat kota.
Ada tembakan artileri ke arah kamp pengungsi di pusat kota.
Gambar AFPTV menunjukkan sebagian besar jalan-jalan sepi.
PBB mengatakan sekitar satu juta orang telah meninggalkan Rafah sejak awal Mei, ketika Israel melancarkan serangan darat ke kota tersebut.
Di Kota Gaza, di bagian utara wilayah tersebut, badan pertahanan sipil melaporkan menemukan 10 jenazah dari tiga rumah terpisah yang terkena serangan Israel.
Ketegangan di Perbatasan Lebanon
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.296 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah Palestina.
Serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan mengakibatkan kematian 1.194 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Ada juga 251 tawanan yang ditangkap. Dari jumlah tersebut, 116 orang masih berada di Gaza, meskipun IDF mengatakan 41 orang tewas.
Kekhawatiran perang ini akan meluas ke perang Timur Tengah telah muncul kembali dalam beberapa hari terakhir, dengan meningkatnya kekerasan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah mengatakan serangan intensif sejak Rabu adalah pembalasan atas pembunuhan salah satu komandannya oleh Israel.
Pasukan Israel membalas dengan penembakan, dan juga mengumumkan serangan udara terhadap infrastruktur Hizbullah di seberang perbatasan.
Dua pejabat tinggi PBB di Lebanon meminta semua pihak untuk melakukan gencatan senjata.
“Bahaya kesalahan perhitungan yang mengarah pada konflik yang tiba-tiba dan lebih luas sangatlah nyata,” kata mereka dalam pernyataan bersama.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)