Analis: Pembicaraan Rahasia Iran-AS soal Perang Gaza Rusak karena Kematian Raisi dan Menlu Iran
Pembicaraan rahasia antara Iran dan AS di Oman tentang perang di Gaza tampaknya telah rusak karena kematian Presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Pembicaraan rahasia antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di Oman tentang perang di Jalur Gaza tampaknya telah rusak karena kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rombongannya.
Dikatakan pembicaraan tersebut sempat menemui kemajuan yang mengesankan.
Tapi, sayangnya, pembicaraan rahasia mengenai perang di Gaza terancam oleh kematian mendadak Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran.
Brett McGurk, penasihat senior Timur Tengah untuk Presiden AS Joe Biden, mengadakan negosiasi tidak langsung awal bulan ini dengan Ali Bagheri Kani, orang penting Iran untuk negosiasi dengan Barat, menurut tiga sumber Iran yang dekat dengan pembicaraan tersebut.
Pembicaraan tersebut berlangsung di Muscat.
Itu adalah diskusi putaran pertama antara AS dan Iran sejak Januari.
Salah satu sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Axios pada hari Jumat, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa diskusi antara Bagheri Kani dan McGurk berjalan dengan baik dan hampir mencapai semacam kesepakatan.
Bagheri Kani adalah Wakil Menteri Luar n+negeri pada saat itu.
Setelah kematian Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter, dia sekarang menjabat sebagai penjabat menteri luar negeri.
Pembicaraan tersebut terfokus pada tiga hal: keinginan bersama untuk melakukan perubahan dalam pemerintahan di Israel; mengakhiri perang Israel di Gaza; dan mencegah konflik menyebar ke tempat lain di kawasan ini.
Seorang analis yang dekat dengan penguasa Iran menyatakan kepada MEE bahwa perundingan tersebut juga tampaknya berfungsi sebagai cara untuk membangun gencatan senjata antara AS di satu sisi dan Iran serta sekutunya di sisi lain.
Baca juga: Malam Berdarah di Gaza Tengah, 17 Orang Tewas dalam Dua Serangan
Sejak serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, sekutu Iran seperti gerakan Houthi Yaman, yang secara resmi dikenal sebagai Ansar Allah, dan paramiliter Irak telah melancarkan serangan terhadap sasaran AS di wilayah tersebut.
Drone dan rudal Iran juga ditembak jatuh oleh pasukan AS pada bulan April, ketika Iran melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan komandan Garda Republik di konsulat Iran di Damaskus.
Analis tersebut yakin mungkin juga ada diskusi mengenai program nuklir Iran dan pelonggaran sanksi minyak dalam pertemuan di Oman.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)