Putin dan Kim Jong Un Berjanji Saling Melindungi Bila Diserang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meyakinkan presiden Rusia tentang dukungan penuh untuk perang Rusia di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Korea Utara dikenakan sanksi dari PBB karena program senjata nuklirnya.
Sedangkan Rusia menghadapi sanksi ekonomi dari Barat karena invasi mereka ke Ukraina.
Bantuan teknologi rahasia
Oktober lalu, Korea Utara dilaporkan mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia.
Pada bulan Januari, lebih dari 50 negara menandatangani pernyataan yang menuduh Rusia menembakkan rudal balistik dari Korea Utara sebanyak dua kali.
Uni Eropa dan Amerika termasuk di antara negara-negara yang mengecam dugaan transfer senjata tersebut.
AS, khususnya, telah menyampaikan kekhawatiran bahwa Korea Utara membantu Rusia dengan pasokan amunisi sebagai imbalan atas teknologi senjata Rusia untuk membantu program nuklir Korea Utara.
Keduanya membantah tuduhan tersebut.
Karena jika benar, keduanya berarti melanggar beberapa sanksi Dewan Keamanan PBB.
Rusia sebelumnya pernag memberi perlindungan kepada Korea Utara untuk memajukan program nuklirnya, dengan cara memveto upaya AS untuk menjatuhkan sanksi PBB terhadap negara tertutup tersebut.
Menurut laporan Institut Strategi Keamanan Nasional Korea Selatan, Korea Utara berpotensi meningkatkan ekspor tenaga kerja ke Rusia dan terlibat dalam kegiatan terlarang untuk mendapatkan mata uang asing, sehingga melanggar sanksi PBB.
Kunjungan Putin mendapat kritik di AS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebutnya sebagai tindakan “putus asa”.
Baca juga: Karpet Merah dan Konser Gala dari Kim Jong Un untuk Vladimir Putin
“Korea Utara memberikan amunisi yang signifikan kepada Rusia dan senjata lainnya untuk digunakan di Ukraina,” kata Blinken kepada wartawan setelah pertemuan dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada hari Selasa.
Menurut penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yuri Ushakov, kunjungan Putin didampingi oleh beberapa pejabat tinggi, termasuk Wakil Perdana Menteri Denis Mantrurov, Menteri Pertahanan Andrei Belousov, dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.